Ikhbar.com: Mendatangi psikolog tidak berarti menyerahkan diri untuk dinasihati. Justru sebaliknya, psikolog hadir untuk mendampingi seseorang menemukan jawabannya sendiri.
Inilah prinsip utama yang ditegaskan oleh psikolog klinis, Muharini Aulia, M.Psi, dalam Program Sinikhbar | Siniar Ikhbar bertajuk “Kesehatan Mental Jalur Spiritual“ di Ikhbar TV.
“Psikolog itu bukan penasihat. Kami lebih banyak mendengar dibanding berbicara. Tujuan kami bukan memberi informasi, tapi memantik insight dari dalam diri klien,” ujar Ning Rini, sapaan akrabnya, dikutip pada Selasa, 17 Juni 2025.

Baca: Ternyata Ini Bedanya Spiritualitas dan Agama
Ning Rini menegaskan bahwa hasil dari sesi psikologi bukan sekadar ‘nasihat’, tetapi kesadaran diri yang muncul dari proses reflektif dan personal.
Menurutnya, setiap klien datang dengan latar belakang yang berbeda, dan pendekatan psikolog pun tidak bisa diseragamkan. Ada yang membutuhkan pendekatan kognitif, ada pula yang cocok dengan pendekatan humanistik atau behavioristik.
“Psikologi bukan satu jalan lurus, tapi banyak cabang yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan klien,” tambahnya.
Namun, lanjut Ning Rini, yang sering disalahpahami oleh masyarakat adalah anggapan bahwa ke psikolog hanya untuk orang “sakit jiwa.” Padahal, banyak orang datang ke psikolog untuk hal-hal yang sifatnya pengembangan diri, termasuk belajar mengenali emosi, memperbaiki pola komunikasi, hingga meningkatkan kualitas hidup.
Ia juga menekankan pentingnya dua faktor dalam keberhasilan terapi, yakni willingness (kemauan) dan readiness (kesiapan).
“Kalau dua ini belum ada, psikolog tidak bisa berbuat banyak. Sesi awal pun seringkali hanya memunculkan dua hal ini dulu,” kata dia.
Keistimewaan terapi psikologis juga terletak pada prinsip etik dan kemanusiaan.
“Kami tidak sekadar menanggapi, tapi hadir secara autentik. Kami memanusiakan klien dengan empati dan kejujuran,” ujarnya.
Hal ini berbeda dengan interaksi melalui media sosial atau teknologi berbasis artificial intelligence alias AI, yang tetap saja dibatasi oleh sistem.
Baca: Ayat-ayat Mental Health
Psikolog yang tergabung dalam APDC Indonesia itu menambahkan bahwa perubahan positif dalam diri seseorang juga dapat berdampak luas ke lingkungannya. Konsep ini dikenal sebagai resonansi dalam psikologi transpersonal.
“Jika energi seseorang berubah menjadi lebih baik, maka ia akan menarik respons positif dari orang-orang di sekitarnya,” jelasnya.
Pada akhirnya, peran psikolog adalah menjadi cermin dan teman perjalanan.
“Bukan untuk memberi tahu apa yang benar, tetapi untuk mendampingi proses menemukannya sendiri,” pungkas Rini.