Presiden Prabowo: Sektor Pendidikan Dapat Anggaran Paling Besar

Presiden RI, Prabowo Subianto. Foto: tangkapan layar YouTube Sekretariat Negara.

Ikhbar.com: Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa sektor pendidikan menjadi penerima alokasi anggaran terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam pidatonya saat meresmikan Kampus Bhinneka Tunggal Ika Universitas Pertahanan (Unhan) di Sentul, Jawa Barat pada Rabu, 11Juni 2025.

Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo menyebut anggaran pendidikan tahun ini merupakan yang paling tinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia.

“Sebagai Presiden RI, saya mengajukan APBN yang mengutamakan pendidikan. Sektor ini mendapat porsi anggaran tertinggi dari seluruh pos belanja negara. Bahkan, ini yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia,” ujar Prabowo.

Pemerintah memang diwajibkan oleh konstitusi untuk mengalokasikan minimal 20% dari APBN untuk pendidikan. Namun, Prabowo menekankan bahwa anggaran pendidikan tahun ini melampaui batas konstitusional tersebut karena pendidikan dipandang sebagai kunci utama pembangunan nasional.

Baca: Akhir Juni, Presiden Prabowo bakal Bagi-bagi 20 Kg Beras ke Jutaan Keluarga

Menurutnya, keberhasilan bangsa besar ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ditempa lewat pendidikan.

“Saya ingin Unhan bukan hanya mencetak ahli pertahanan, tapi juga pemimpin bangsa. Itulah visi saya,” tambah Prabowo.

Komitmen tersebut tercermin dalam besaran anggaran yang ditetapkan dalam APBN 2025. Dari total belanja negara sebesar Rp3.621,3 triliun, sebanyak Rp724,2 triliun dialokasikan untuk sektor pendidikan. Angka ini setara dengan 20% dari total anggaran nasional.

Namun, di tengah penguatan anggaran tersebut, pemerintah juga menjalankan kebijakan efisiensi belanja di berbagai kementerian dan lembaga. Hal ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta pada Kamis, 13 Juni 2025.

“Kita tetap menjaga alokasi 20 persen untuk pendidikan, sesuai amanat konstitusi. Tapi efisiensi tetap dibutuhkan agar anggaran lebih tepat sasaran,” kata Sri Mulyani.

Kebijakan efisiensi ini berdampak pada dua kementerian yang menangani urusan pendidikan. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp7,2 triliun. Akibatnya, total anggaran Kemendikdasmen sepanjang 2025 hanya tersisa Rp26,2 triliun.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) awalnya mengantongi pagu Rp57,6 triliun. Namun, setelah pemangkasan sebesar Rp14,3 triliun, anggaran bersih kementerian ini tinggal sekitar Rp43,3 triliun.

Meski dilakukan pemangkasan, pemerintah memastikan kualitas layanan pendidikan tetap menjadi prioritas. Efisiensi diarahkan agar anggaran lebih terfokus pada program strategis dan penguatan kualitas SDM.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.