Ikhbar.com: Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, Taku Eto, mengundurkan diri setelah ucapannya soal beras memicu kecaman luas.
Eto mengaku selama ini tidak pernah membeli beras karena mendapatkannya dari para pendukung. Pernyataan itu dilontarkan dalam acara penggalangan dana, dan tersebar luas di media.
Baca: Harga Pangan Melonjak, Warga Jepang Dilanda Tren Tanam Sayur di Rumah
“Saya membuat pernyataan yang sangat tidak pantas di saat masyarakat tengah menderita akibat lonjakan harga beras,” ujar Eto di depan kantor Perdana Menteri usai menyerahkan surat pengunduran diri, dikutip dari Reuters, pada Rabu, 21 Mei 2025.
Kemarahan publik dipicu kenaikan harga beras yang melonjak dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya, imbas gagal panen dan meningkatnya permintaan dari sektor pariwisata.
Baca: Desa di Jepang kian Lengang, Warga Gantikan Penduduk dengan Boneka
Pemerintah Jepang telah mengeluarkan stok darurat sejak Maret, tetapi dampaknya minim. Harga eceran kembali naik pada minggu kedua Mei, mendorong masyarakat dan ritel beralih ke beras impor yang lebih murah.
Sebagai pengganti Eto, Perdana Menteri Shigeru Ishiba menunjuk mantan Menteri Lingkungan Hidup Shinjiro Koizumi. Ishiba berharap reputasi Koizumi sebagai reformis dapat menenangkan situasi.
“Apa yang ada di benak masyarakat saat ini adalah harga beras yang melambung dan kekhawatiran soal ketersediaannya. Saya datang dengan semangat sebagai ‘menteri urusan beras’,” kata Koizumi.
Koizumi berkomitmen menurunkan harga beras tanpa pandang bulu, dan menyatakan bahwa dibutuhkan kemauan politik kuat untuk melakukan reformasi.
Ia sebelumnya menjabat sebagai ketua divisi pertanian dan kehutanan Partai Demokrat Liberal (LDP).