Israel Didesak Angkat Kaki dari Kontes Lagu Eropa

Puluhan mantan peserta Eurovision mendesak penyelenggara agar mencoret Israel dari kepesertaan Kontes Lagu Eropa. Foto: Arab News

Ikhbar.com: Sebanyak 72 mantan peserta Eurovision menyerukan agar Israel dilarang tampil dalam ajang Eurovision 2025 karena keterlibatannya dalam perang di Gaza.

Melalui surat terbuka, para artis menuding penyelenggara ajang kompetisi lagu internasional itu, Uni Penyiaran Eropa (EBU), melakukan standar ganda, dan “memutihkan” kejahatan perang Israel.

“EBU telah menormalisasi dan memutihkan kejahatan Israel,” demikian kutipan surat tersebut, dikutip dari Arab News, pada Rabu, 7 Mei 2025.

Baca: Gerakan Pro-Palestina di Eropa Ditekan, Aktivis Jadi Sasaran

Para penandatangan juga menyebut, penyelenggaraan tahun lalu di Swedia sebagai yang paling politis dan kacau dalam sejarah Eurovision.

Penandatangan surat antara lain Mae Muller (UK 2023), Charlie McGettigan (Irlandia 1994), Kaija Karkinen (Finlandia), dan Fernando Tordo (Portugal).

Mereka membandingkan sikap EBU terhadap Israel dengan tindakan tegas saat mendiskualifikasi Rusia pascainvasi ke Ukraina pada 2022.

“Diam bukan pilihan. Kami tidak menerima standar ganda terhadap Israel,” tulis mereka.

Baca: Sejarawan Israel: Zionisme di Ambang Keruntuhan

EBU tetap bersikeras bahwa keikutsertaan Israel sudah sesuai aturan dan akan tetap berjalan.

Kontes tahun ini digelar di Basel, Swiss, pada 13–17 Mei. Israel akan diwakili Yuval Raphael, penyintas serangan Hamas 7 Oktober, dengan lagu berjudul New Day Will Rise.

Sementara itu, gelombang protes terus meningkat. Beberapa negara seperti Spanyol, Islandia, dan Slovenia turut menyuarakan penolakan terhadap kehadiran Israel.

Pekan lalu, EBU juga mencabut larangan penggunaan bendera Palestina di penonton.

Demonstrasi besar diperkirakan akan berlangsung selama acara berlangsung.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.