Riset: Hidup Gen Z Lebih Fleksibel

Ilustrasi Gen Z di tempat kerja. Foto: Shutterstock

Ikhbar.com: Fenomena gaya hidup fleksibel di kalangan Generasi Z (Gen Z) kini menjadi sorotan berbagai riset global. Generasi yang lahir antara 1997 hingga 2012 ini menunjukkan kecenderungan hidup yang lebih adaptif, digital, dan serba praktis dibanding generasi sebelumnya.

Penyesuaian cara hidup ini terlihat dalam hampir semua aspek, mulai dari pekerjaan, pola konsumsi, hingga cara mereka menjaga kesehatan mental.

Hidup dalam dunia digital

Gen Z tak bisa dilepaskan dari teknologi digital. Sejak kecil mereka akrab dengan gawai, media sosial, dan internet berkecepatan tinggi.

Berdasarkan data dari “Pew Research Center” (2022), sekitar 95% dari mereka memiliki smartphone, dan hampir setengahnya menghabiskan lebih dari 10 jam per hari di dunia maya. Aktivitas digital ini bukan hanya untuk hiburan, tapi juga menjadi bagian dari proses belajar, bekerja, dan bersosialisasi.

Baca: Kerap Dituduh Antisosial di Dunia Kerja, Gen Z Belajar Empati dan Manajemen Waktu

Cara pandang yang berbeda

Dibandingkan generasi milenial atau generasi sebelumnya, Gen Z lebih memprioritaskan kecepatan akses dan makna personal. Mereka menyukai keaslian, transparansi, dan nilai-nilai sosial dalam produk maupun pengalaman.

Berdasarkan Jurnal “Journal of Consumer Research” (2021), mengungkapkan bahwa Gen Z lebih tertarik pada merek yang mengusung keberlanjutan dan isu sosial ketimbang sekadar harga atau gengsi.

Pola belanja dan konsumsi media

Belanja daring menjadi kebiasaan utama. Gen Z cenderung membeli produk langsung lewat media sosial (medsos) atau platform e-commerce daripada mengunjungi toko fisik. Dalam hal konsumsi hiburan, televisi konvensional mulai ditinggalkan. YouTube, TikTok, dan Instagram kini menjadi sumber utama informasi dan hiburan.

Bekerja dengan cara baru

Kehidupan kerja Gen Z pun menunjukkan pergeseran. Mereka tidak terpaku pada pola kerja tetap 9-to-5. Pilihan seperti kerja lepas, kerja jarak jauh, hingga membangun bisnis digital lebih diminati.

Riset “McKinsey & Company” (2023) mencatat bahwa 64% Gen Z lebih memilih fleksibilitas waktu dibandingkan upah tinggi.

Sadar kesehatan mental

Meski akrab dengan tekanan digital dan ekspektasi sosial, Gen Z dikenal lebih terbuka terhadap isu kesehatan mental. Mereka tak segan mencari bantuan profesional, mengikuti terapi, hingga menata ulang gaya hidup demi mencapai keseimbangan.

Laporan WHO (2022) menegaskan bahwa generasi ini lebih peduli terhadap kesehatan mental dibandingkan pendahulunya.

Sisi lain kemajuan teknologi

Teknologi memang memberi kemudahan akses informasi dan peluang luas bagi Gen Z. Namun di balik itu, mereka juga menghadapi tantangan seperti kecanduan gadget, cyberbullying, hingga maraknya informasi palsu. Hal ini menuntut kesadaran dan keterampilan digital yang lebih kuat.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.