Ikhbar.com: Perhatian dunia kembali tertuju pada konflik Palestina-Israel usai serangan roket Hamas ke wilayah perbatasan menewaskan ratusan orang. Aksi tersebut dibalas pengumuman perang sehingga jatuh lebih banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Tak kurang dari 2.000 orang dilaporkan tewas.
Konflik yang sudah terjadi puluhan tahun itu dipicu pendudukan Israel atas sebagian wilayah Palestina. Kemudian babak-babak konfrontasi terus riuh-rendah di sepanjang sejarah modern “Tanah Yang Dijanjikan” itu. Salah satu faksi di Palestina yang melakukan perlawanan paling keras terhadap Israel adalah Hamas.
Hamas merupakan singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyah atau Gerakan Perlawanan Islam. Organisasi ini dipimpin Ismail Haniyeh dan mengelola wilayah Jalur Gaza.
Hamas merupakan kelompok militan terbesar dan paling berpengaruh di wilayah Palestina, serta menjadi salah satu partai politik utama di Palestina.
Hamas pertama kali muncul pada 1987 selama pemberontakan Palestina pertama, yang juga dikenal sebagai intifada. Saat itu, Hamas terbentuk melalui kolaborasi antara anggota Ikhwanul Muslimin (IM), yang merupakan gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel dan faksi agama dari Palestine Liberation Organization (PLO).
Dengan penggabungan dua kelompok tersebut, Hamas berhasil mendapatkan banyak pengikut dengan cepat. Namun, konflik muncul di dalam organisasi pada 1988 ketika Hamas menyatakan bahwa Palestina adalah Tanah Air Islam yang tidak boleh diserahkan kepada negara non-Muslim.
Hamas juga menegaskan bahwa mengambil alih kendali Palestina dari Israel merupakan kewajiban bagi Muslim setempat. Sejak saat itu, terjadi konflik antara Hamas dan PLO yang berlanjut hingga akhirnya mereka berpisah dari organisasi Palestina dan memicu pertentangan.
Diketahui bahwa kelompok ini telah berkomitmen untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap Israel dan untuk mendirikan negara Islam Palestina.
Hamas, yang juga memiliki sayap militer Brigade Al-Qassam ini dituding sebagai kelompok teroris oleh Israel dan mayoritas negara Barat, termasuk Inggris, Amerika Serikat, Kanada, serta seluruh Uni Eropa.

Baca: Jalur Gaza dari Masa ke Masa
Perspektif Hamas
Dikutip dari situs resminya, Hamas mendefinisikan dirinya sendiri sebagai gerakan nasional Islam Palestina yang bekerja sama dengan rakyat di dalam dan luar negeri, serta dengan semua faksi Islam nasional untuk menghadapi pendudukan Zionis demi mencapai tujuan pembebasan Tanah Air, Yerusalem, serta mengembalikan para pengungsi.
Mereka mengeklaim, Hamas merupakan gerakan komprehensif yang berfokus pada perlawanan terhadap pendudukan, dan beroperasi di berbagai bidang seperti politik, diplomasi, media, budaya, sosial, bantuan, dan pendidikan.
Mereka menekankan kesatuan masyarakat di dalam dan di luar negeri, serta kesatuan agama (Muslim dan Kristen), politik, dan intelektual, tanpa kompromi terhadapnya.
“Hamas membatasi perlawanannya hanya terhadap pendudukan Israel, bukan dengan pihak lain di dunia, dan ini tidak terkait dengan agama, ras, sekte, atau ideologi, tetapi karena perlawanan ini diarahkan kepada penjajah dan agresor,” tulis mereka, dikutip pada Rabu, 11 Oktober 2023.
Menurut mereka, keputusan Hamas didasarkan pada kepentingan rakyat Palestina dan tuntutan perjuangan dan bukan oleh individu atau organisasi lainnya.

“Hamas juga menerapkan demokrasi dalam organisasinya dan berkomitmen untuk pemilihan serta kerja sama dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan Palestina yang adil,” kata mereka.
Baca: Kala Serangan Hamas Gocek Kecanggihan AI Israel
Kekuatan
Merujuk CNBC TV 18, Hamas punya peran penting dan mendapatkan perhatian internasional karena keaktifannya melawan Israel. Jumlah pasukan atau pejuang Hamas saat ini diperkirakan mencapai 10.000-20.000 orang. Namun, International Crisis Group memprediksi mereka hanya berkekuatan sebanyak 7.000-10.000 orang. Sumber lain menyebutkan, Hamas disokong oleh 40.000 pejuang.
Di sisi lain, TRT World melaporkan, sebagian besar persenjataan Hamas terdiri dari 5.000-6.000 roket yang dapat menyerang dari jangkauan sejauh 40-55 km. Hamas juga diperkirakan memiliki puluhan roket dengan jarak tempuh 100-160 km dan ratusan roket dengan jangkauan 70-80 km yang dapat menjangkau kota-kota seperti Tel Aviv. Sebagian besar roket disebut buatan Iran.
Salah satu aset utama kelompok Hamas adalah kemampuan mereka dalam memproduksi dan meluncurkan rudal serta proyektil yang dapat mencapai wilayah Israel. Hamas memiliki keunggulan untuk membuat roket rakitan sendiri.

Hamas kian diperhitungkan kekuatannya saat dikabarkan memperoleh bantuan roket Fajr 3 dan Fajr 5 dari Iran, serta roket M302 dari Suriah. Di samping itu, Hamas juga memproduksi roket-raket dalam negeri seperti Q-12, S-40, S-55, J-90, dan R-160. Dengan demikian, diperkirakan bahwa jumlah roket yang dimiliki oleh Hamas berkisar antara 14.000 hingga 30.000 unit.
Pasukan Hamas juga dikenal karena memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang kompleks dan luas di bawah Gaza. Terowongan ini digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk penyelundupan senjata, infiltrasi ke wilayah Israel, dan sebagai tempat berlindung selama konflik.
Hamas sering menerapkan strategi perang hibrida yang melibatkan campuran serangan roket, pertempuran jalanan, dan taktik gerilya. Mereka juga telah membangun pertahanan udara sederhana untuk melindungi diri dari serangan udara Israel.