Ikhbar.com: Ketika matahari mulai terbenam di setiap sore Ramadan, umat Muslim di berbagai belahan dunia berkumpul bersama keluarga, saudara, kerabat, teman, maupun handai taulan untuk menggelar buka puasa bersama (bukber).
Setidaknya, ada 1,9 miliar umat Islam di seluruh dunia atau sekitar 25 persen dari populasi global. Setiap azan magrib berkumandang, mereka akan bertakjil (menyegerakan diri) untuk meminum air putih, memakan beberapa biji buah kurma, maupun kudapan manis pembuka lainnya. Setelah salat dan bertadarus, barulah mereka melanjutkan dengan hidangan yang lebih berat.
“Namun, bagi banyak orang, kenaikan harga pangan yang terjadi menyebabkan rumah tangga harus mempertimbangkan dan mengurangi beberapa hidangan favorit Ramadan mereka,” tulis laporan khusus Al Jazeera, dikutip pada Kamis, 28 Maret 2024.
Al Jazeera menyebutkan, telah terjadi kenaikan harga berbagai bahan pokok selama setahun terakhir. Tidak cuma dialami satu wilayah, kenaikan harga bahkan terjadi di lebih dari 14 negara di dunia.
Berikut adalah perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk berbuka puasa di sejumlah negara yang mengalami kenaikan harga bahan pokok selama Ramadan:
Baca: Anggaran Belanja Warga Saudi di Pekan Pertama Ramadan Telan Lebih dari Rp49 Triliun
Indonesia
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yang tersebar di enam ribu pulau, salah tradisi berbuka puasa di Indonesia yang mudah dijumpai adalah dengan menggunakan menu bubur ayam yang ditaburi ayam suwir, kacang tanah, sayuran hijau, dan beragam rempah.
“Lauk favoritnya adalah bakwan, yakni gorengan renyah yang berisi berbagai sayuran seperti parutan wortel, kol, dan tauge,” tulis Al Jazeera.
“Bagi yang menyukai makanan manis, tersedia kolak pisang atau kudapan penutup yang terbuat dari pisang yang dimasak dengan santan, gula, dan daun pandan,” sambung mereka.
Sebagai penutup, lanjut mereka, bisa dengan meminum segelas es timun suri atau es melon dan kelapa yang menyegarkan.
“Untuk menyiapkan semua makanan tersebut, kira-kira membutuhkan sekitar Rp66.600. Padahal di tahun lalu hanya Rp62.000 atau sekitar 6% lebih murah,” tulisnya.
Mesir
Mesir merupakan negara kaya akan tradisi dan warisan kuliner yang berusia berabad-abad. Tradisi buka puasa masyarakat setempat akrab dengan kelezatan daun anggur yang diisi dengan campuran nasi, daging cincang, dan rempah-rempah.
“Ada pula sup yang bergizi dan menenangkan, molokhiya (daun rami) cincang yang diolah dengan bawang putih dan ketumbar, diikuti dengan kunafa, makanan penutup yang manis dan keju yang dimakan di Timur Tengah dan Afrika Utara,” tulis Al Jazeera.
Guna menghilangkan dahaga, qamar al-din, minuman aprikot tradisional, menjadi favorit banyak warga Mesir.
Baca: Cerita para Nonis Turut Berpuasa Ramadan di Arab Saudi
Sayangnya, Negara Piramida itu benar-benar sedang berada pada rekor tertinggi tingkat inflasi dan depresiasi mata uang. Hal ini, sudah barang tentu berdampak pada terkereknya harga berbagai bahan, terutama ghee dan gula, hampir tiga kali lebih mahal dibandingkan harga pada bulan Ramadan sebelumnya.
“Sekali berbuka puasa di sini bisa menghabiskan sekitar 68 pound Mesir (setara Rp22.775) per porsi. Sedangkan tahun lalu hanya membutuhkan separuhnya, yakni sekitar 39 pound Mesir,” tulis mereka.
India
India termasuk dalam daftar negara yang memiliki banyak variasi makanan untuk berbuka puasa. Salah satunya adalah ghugni, kari vegetarian yang terbuat dari kacang polong atau buncis yang dimasak dengan bawang bombay, tomat, lalu dicampur dengan berbagai bumbu.
Sebagai pelengkap, ada pakora, sayur goreng goreng yang dibuat dengan bawang bombay dan cabai hijau. Untuk hidangan penutup, bisa dengan memilih suji halwa, puding semolina yang dimasak dengan ghee dan gula yang ditaburi kacang.
Pilihan terakhir, seseorang dapat meminum segelas jus menyegarkan yang terbuat dari sirup mawar, air, dan sering kali diberi sedikit jeruk nipis atau mint.
“Dibutuhkan sekitar 149 rupee (Sekitar Rp28.361) untuk menyiapkan seporsi makanan tersebut. Berbeda dengan negara lainnya, harga makanan di India tahun ini turun ketimbang di tahun lalu yang hanya dibanderol 162 rupee,” katanya.
Laporan itu menjelaskan, alasan utamanya adalah turunnya harga bawang bombay yang banyak digunakan dalam masakan tersebut.
Malaysia
Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, masakan Malaysia didominasi dengan rendang daging sapi atau olahan daging sapi berbahan dasar santan yang kaya rasa dan pedas.
Selain itu, orang Malaysia sering menikmati sayur lodeh, sayur rebus harum yang terbuat dari santan, dengan terong, buncis, dan kacang-kacangan.
Untuk melengkapi cita rasa yang kaya, banyak orang Malaysia akan memilih segelas sirap bandung, susu dengan infus sirup mawar manis.
Dan yang terpenting, makanan penutup yang populer adalah seri muka, nasi dua lapis dan puding pandan.
“Al Jazeera menghitung biaya untuk menyiapkan satu porsi makanan tersebut membutuhkan sekitar 6,9 ringgit (Sekitar Rp23.144). Pada Ramadan 2023, biaya makanan yang sama hanya sekitar 6,4 ringgit atau naik sebesar 7 persen,” kata mereka.
Baca: ‘War Takjil’ Tanda Cinta Lintas Agama
Turki
Menu semi wajib untuk berbuka puasa di Turki adalah dolma, sayuran isi dengan campuran nasi, daging, dan rempah-rempah. Di sampingnya ada semangkuk cacik, yoghurt krim, dan saus mentimun.
Untuk hidangan penutup, salah satunya adalah semangkuk muhallebi, puding susu yang dibumbui dengan kayu manis dan kacang-kacangan. Bisa juga dengan salgam, minuman fermentasi lobak adalah pilihan yang baik.
“Turki juga mengalami tingkat inflasi yang cukup tinggi. Saat menyiapkan menu berbuka puasa, Al Jazeera menghitung bahwa satu porsi makanan ini berharga sekitar 60,5 lira (Rp29.723). Tahun lalu, harganya hanya sekitar 50,6 lira. Peningkatan sekitar 20 persen,” katanya.
Inggris
Ada sekitar empat juta Muslim di Inggris. Seperti di banyak negara mayoritas non-Muslim lainnya, pilihan makanan berbuka puasa sangat bergantung pada latar belakang etnis keluarga. Hidangan laut Inggris yang lezat yang terdiri dari sepotong fillet salmon yang disajikan dengan sayuran hijau dan semangkuk nasi menjadi salah satu menu pilihan untuk berbuka puasa.
“Disajikan setelah hidangan utama, bisa berupa semangkuk yoghurt buah,” tulis Al Jazeera.
Untuk buka puasa tahun ini, seseorang akan menghabiskan ,sekitar 2,2 pound (Rp44.145) untuk satu porsi makanan tersebut.
“Jumlah itu mengalami peningkatan kecil sekitar 4 persen dari tahun sebelumnya yang rata-rata sebesar 2,1 pound,” tulis mereka.
Baca: Ramadan di Bangladesh, ‘Musim Semi’ Kekayaan Kuliner dan Tradisi
Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) memiliki komunitas Muslim yang beragam dengan sekitar tiga hingga empat juta anggota atau satu persen dari keseluruhan populasi. Hidangan utama yang populer dan dinikmati di banyak rumah tangga mereka adalah ayam panggang oven klasik yang dibumbui dengan rempah-rempah.
Melengkapi daging panggang, orang mungkin menemukan salad hijau tradisional Timur Tengah yang di atasnya diberi potongan roti panggang renyah yang dikenal sebagai fattoush.
Untuk hidangan penutup, pasti ada sepotong kunafa, hidangan penutup manis dan keju yang ditaburi kacang.
Untuk mengakhiri malam, seseorang dapat memilih susu dengan aneka rasa.
“Untuk menyiapkan makanan tersebut di tahun ini, dibutuhkan sekitar 7,1 dolar AS (Rp112.684) per porsi. Tahun lalu harga makanan yang sama masih bisa dibayar sekitar 6,7 dolar AS,” tulis mereka.