Tips Jaga Kesehatan jelang Puncak Haji

Ilustrasi wukuf di Arafah. Foto: Reuters/Mohammad Salem

Ikhbar.com: Petugas kesehatan di sektor 5 Makkah, Arab Saudi, dr. Evan Gintang mengimbau jemaah haji Indonesia untuk menjaga kesehatan jelang puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Ia menjelaskan, salah satu kiat agar jemaah haji tetap sehat adalah dengan mengonsumsi makanan yang bergizi. Selain itu, para tamu Allah itu juga diminta untuk istirahat yang cukup.

“Jemaah diimbau untuk tidak memaksakan diri beribadah berlebihan, khususnya di Masjidil Haram,” ujar sosok yang juga dokter spesialis penyakit dalam itu dikutip dari laman Suara Aisyiyah pada Rabu, 12 Juni 2024.

Dokter di PKU Muhammadiyah Yogyakarta itu juga meminta jemaah untuk mengukur kemampuan tubuh.

Baca: Jelang Puncak Haji, Jemaah Dilarang Keluar dari Kota Makkah

“Jangan sampai keinginan beribadah di Masjidil Haram yang terlalu kuat membuat beban tubuh kurang istirahat,” katanya.

Imbauan tersebut bukan tanpa alasan. Sebab saat ini cuaca di Makkah semakin panas hingga mencapai 45 derajat celcius dan padatnya Masjidil Haram di musim haji.

“Apalagi bagi lansia yang memiliki kerentanan, jika mengalami gejala seperti tidak bisa tidur dan malas makan, jemaah agar segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan haji setempat,” ujarnya.

Gejala yang muncul itu, kata dia, merupakan warning atau peringatan bahwa lansia tersebut membutuhkan perhatian lebih lanjut.

Sebelum puncak haji, dr. Evan meminta jemaah agar lebih peduli pada kesehatannya. Untuk itu, jika dirasa ada keluhan, jemaah segera dikonsultasikan kepada petugas kesehatan.

“Sehingga pada saat masuk Armuzna, jemaah haji dalam kondisi fit dan tidak mengalami penurunan fungsi tubuh karena sakitnya,” ucap dia.

Lebih lanjut, dr. Evan menegaskan bahwa ibadah haji merupakan ibadah fisik. Sehingga jemaah diminta mengukur kemampuan fisiknya dan mengetahui cara bagaimana menghadapi terik panas saat berada di Armuzna. 

Ia berpesan kepada jemaah untuk menggunakan alat pelindung diri, seperti payung guna menghindari paparan sinar matahari langsung.

“Selain itu jemaah juga diminta membawa botol semprotan air dan lap basah. Paling sering kejadian saat Armuzna adalah heat stroke karena tubuh terlalu panas dan menyebabkan gangguan kesadaran hingga pingsan,” imbau dia.

“Kita harus melindungi diri dari paparan panas, bisa memakai payung atau spray dari air atau penggunaan lap basah agar tubuh menjadi lebih dingin,” imbuhnya.

Selanjutnya, Evan mengingatkan agar jemaah tidak memaksakan diri. Ia mencontohkan, jika jemaah merasa tidak mampu melempar jumrah, maka bisa menggunakan skema badal lempar jumrah, atau mencari waktu yang longgar dan tidak terburu-buru ketika akan melempar jumrah. 

“Kondisi jemaah selama beribadah juga bisa dikomunikasikan ke pembimbing ibadah dan harus ada sikap saling mendukung antar jemaah,” tandasnya.

Ikuti dan Baca Artikel Kami Lainnya di GoogleNews.