Ikhbar.com: Kadar gula darah yang terdapat di dalam tubuh tidak boleh berlebihan. Jika melampaui batas normal, maka bisa berdampak pada munculnya berbagai macam penyakit, terutama diabetes atau kencing manis.
Kadar gula darah adalah jumlah glukosa yang terdapat dalam aliran darah seseorang pada waktu tertentu. Kadar gula darah yang terlalu tinggi maupun terlampau rendah bisa mengindikasikan terjadinya masalah kesehatan hingga membutuhkan perawatan medis.
Kadar glukosa darah yang normal dapat diukur dengan hasil yang berbeda saat berpuasa, makan, atau setelah makan. Untuk kadar glukosa darah normal pada orang dewasa sehat yang berpuasa kurang lebih delapan jam adalah kurang dari 100 miligram per desiliter (mg/dL). Sedangkan kadar glukosa darah normal pada objek yang sama dua jam setelah makan adalah 90 hingga 100 mg/dL.
Yang perlu diketahui, kadar gula darah memiliki batas normal yang berbeda-beda tergantung pada usia.
Berikut adalah batas gula darah normal berdasarkan usia, dikutip dari laman konsultasi kesehatan, Halodoc, pada Jumat, 5 Januari 2023:
Baca: 5 Resolusi Tahun Baru di Bidang Kesehatan, 2024 Harus Bisa!
Balita
Anak-anak di bawah usia lima atau enam tahun (balita) harus memiliki kadar glukosa darah di kisaran 80-200 mg/dL di setiap harinya. Angka tersebut terbilang sehat dengan jumlah glukosa yang masih bisa berfluktuasi saat terjaga, makan, hingga sebelum tidur.
Secara lebih detail, berikut adalah rentang gula darah normal untuk anak balita:
- Setelah puasa: >80 – 180 mg/dL.
- Sebelum makan: 100 – 180 mg/dL
- 1-2 jam setelah makan: 180 mg/dL.
- Sebelum tidur: 110 – 200 mg/dL.
Anak-anak
Pada rentang usia ini, kadar gula darah normal harus berada di kisaran 80-180 mg/dL per hari. Kadar gula darah dapat naik setelah makan akibat tubuh perlu memecah glukosa yang akhirnya menyebar ke seluruh aliran darah.
Berikut rentang normal gula darah pada anak usia 6-12 tahun:
- Setelah puasa: >80 – 180 mg/dL.
- Sebelum makan: 90 – 180 mg/dL.
- 1-2 jam setelah makan: > 140 mg/dL.
- Sebelum tidur: 100 – 180 mg/dL.
Remaja
Kadar gula darah normal menurut usia 13-19 tahun atau remaja berada di kisaran 70-150 mg/dL per hari. Remaja dengan kondisi gula darah tinggi perlu segera memeriksa kadar gula darah mereka, memperhatikan asupan makanan, serta rutin berolahraga.
Rincian normal gula darah normal pada remaja di atas 12 tahun:
- Setelah puasa: >70 – 150 mg/dL.
- Sebelum makan: 90 – 130 mg/dL.
- 1-2 jam setelah makan: > 140 mg/dL.
- Sebelum tidur: 90 – 150 mg/dL.
Dewasa
Seseorang dengan usia di atas 20 tahun (dewasa) memiliki kadar gula darah normal di kisaran 100-180 mg/dL per hari. Saat bangun di pagi hari, gula darah harus berada di titik terendah karena tubuh belum makan selama sekitar delapan jam.
Kategori kadar gula rendah adalah saat angka pemeriksaannya kurang dari 100 mg/dL. Maka, jika angkanya terlalu rendah dan berada di bawah 70 mg/dL sudah termasuk kategori berbahaya.
Batas normal gula darah pada usia di atas 20 tahun:
- Setelah puasa: 70 – 100 mg/dL.
- Sebelum makan: 70 – 130 mg/dL.
- 1-2 jam setelah makan: < 180 mg/dL.
- Sebelum tidur: 100 – 140 mg/dL.
Baca: Kuliner Islam Pelopor Makanan Sehat Dunia
Lansia
Orang yang berusia di atas 50 tahun atau lanjut usia (lansia) memiliki kadar gula darah normal yang berbeda dengan usia lainnya.
Berikut adalah level dan batasannya:
- Sebelum makan: < 100 mg/dL.
- Setelah makan: <140 mg/dL.
Kadar gula darah pada lansia dianggap tinggi jika mencapai level 120-180 mg/dL 4-8 jam setelah makan dan masuk kategori rendah jika kadarnya 60-80 mg/dL di rentang waktu yang sama.
Risiko kesehatan kadar gula darah tidak normal terbagi menjadi dua, yaitu hiperglikemia (ketika kadar gula darah tinggi) dan hipoglikemia (kadar gula darah rendah).
Seseorang dapat memiliki kadar gula darah tinggi, jika angkanya melebihi 130 mg/dL sebelum makan atau 180 mg/dL setelah makan dalam waktu 1-2 jam.
Kebanyakan orang tidak mengalami gejala hingga kadar gulanya mencapai 250 mg/dL atau lebih tinggi. Tingkat gula darah tertinggi yang masih terbilang aman umumnya sekitar 160-240 mg/dL.
Sementara itu, kadar gula darah rendah yang tidak teratasi segera dapat memberikan efek yang ekstrem. Risiko kesehatannya terbagi menjadi efek jangka pendek maupun panjang.
Efek jangka pendek meliputi pusing, kelelahan, sakit kepala, serangan jantung, penurunan fungsi kognitif hingga koma. Sedangkan, secara jangka panjang dapat memicu kerusakan otak dan saraf hingga kematian.