Ikhbar.com: Gorengan menjadi hidangan yang begitu familiar di lidah orang Indonesia. Makanan ini juga kerap disajikan saat berbuka puasa maupun sahur.
Sayangnya, meski menjadi favorit di tengah masyarakat Indonesia, mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa mempunyai dampak yang kurang baik bagi kesehatan.
Dilansir dari halodoc.com, berikut alasan kenapa harus membatasi konsumsi gorengan saat berbuka puasa:
Lemak Trans gorengan meningkatkan kolesterol jahat
Alasan tersebut dikarenakan gorengan yang memang digoreng menggunakan minyak goreng dengan suhu yang begitu tinggi.
Lemak trans dalam gorengan bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh (low density lipoprotein/LDL). Dengan demikian, semakin banyak mengonsumsi gorengan, maka semakin banyak kadar lemak jahat dalam tubuh.
Baca juga: 6 Bahaya Berbuka Puasa dengan Es
Menurut studi pada 1997 di yang diterbitkan di The American Journal of Clinical Nutrition, lemak trans dikaitkan dengan peningkatan risiko banyak penyakit. Termasuk penyakit jantung, kanker, dan masih banyak lagi.
Lemak dalam minyak sulit dicerna
Lemak dalam minyak yang sulit dicerna membuat tubuh lebih lama dalam melakukan proses pencernaan gorengan, sehingga bisa menghambat pencernaan zat gizi lainya.
Gorengan berpotensi penyebab Kanker
Gorengan berpotensi mengandung akrilamida. Ini adalah zat beracun yang terdapat dalam makanan yang diolah dengan suhu tinggi seperti menggoreng atau memanggang.
Akrilamida terbentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagin. Makanan bertepung seperti produk kentang goreng biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi.
Konsentrasi akrilamida yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker.
Meningkatkan risiko diabetes tipe 2
Mengonsumsi gorengan saat berbuka puasa juga berpotensi memicu datangnya penyakit diabetes tipe 2.
Sebuah studi pada 2014 yang dilakukan oleh para peneliti di Harvard School of Public Health menemukan, bahwa konsumsi gorengan yang sering secara signifikan dikaitkan dengan risiko pengembangan diabetes tipe 2.
Kesimpulan tersebut didapat setelah memeriksa data dari lebih dari 100.000 pria dan wanita selama 25 tahun. Mereka menemukan bahwa peserta yang makan gorengan antara empat dan enam kali per minggu, memiliki 39 persen peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2. Hal ini jika dibandingkan dengan mereka yang makan gorengan kurang dari sekali seminggu.
Bahkan, peserta yang makan gorengan 7 kali atau lebih per minggu memiliki 55 persen peningkatan risiko mengembangkan kondisi ini.
Gorengan tinggi kalori dan bisa memicu kegemukan
Gorengan juga mengandung lebih banyak kalori. Jadi berbuka puasa dengan memakan gorengan akan meningkatkan asupan kalori yang signifikan. Tak hanya itu, kandungan lemak trans dalam gorengan bisa memicu peningkatan berat badan.