Ikhbar.com: Kementerian Agama (Kemenag) berencana merilis aplikasi Tarkib Digital. Layanan tersebut diklaim akan memudahkan santri dalam memaknai kitab kuning melalui ponsel maupun komputer.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Abu Rokhmad mengatakan bahwa inovasi tersebut merupakan upaya Kemenag dalam komitmennya membangun infrastruktur digital bagi para santri.
“Sebelumnya, kami telah merilis papan ketik virtual pegon (Pegon Virtual Keyboard) pada awal 2024. Kini Kemenag tengah merancang aplikasi Tarkib Digital,” ujar dia dikutip dari laman Kemenag pada Jumat, 13 September 2024.
Ia mengungkapkan bahwa aplikasi tersebut akan diluncurkan pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024 Oktober mendatang. Menurutnya, ini adalah langkah maju dalam memodernisasi cara kita mempelajari kitab kuning.
Baca: 1 Dekade Beasiswa OSC Sediakan Kuota untuk Santri hingga Guru, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
“Dengan aplikasi Tarkib Digital, santri dan masyarakat luas dapat memberi makna atau maknani kitab kuning secara digital melalui smartphone atau laptop,” ujar sosok yang juga Guru Besar UIN Walisongo Semarang itu.
Tidak berhenti di situ, Rokhmad mengungkapkan bahwa pihaknya juga membangun repository kitab kuning yang menampung karya ulama Nusantara.
“Selama ini memang sudah ada repository kitab kuning seperti Maktabah Syamilah, namun isinya belum mengakomodasi kitab-kitab karya ulama Nusantara,” ucap dia.
“Tentu repository kitab kuning nanti adalah repository kitab-kitab yang diajarkan di pesantren, kitab yang menjadi referensi bahtsul masail, kitab karya ulama Nusantara, dan kitab karya santri pesantren atau kiai yang masih aktif,” imbuhnya.
Ia mengeklaim bahwa repository tersebut akan menjadi sumber daya yang sangat berharga untuk melestarikan dan menyebarluaskan khazanah keilmuan Islam Nusantara.
“Kitab-kitab yang selama ini menjadi referensi di pesantren, khususnya karya-karya ulama Nusantara seperti Kiai Sholeh Darat Semarang, Kiai Kholil Bangkalan, Kiai Hasyim Asyari, dan kiai-kiai lainnya, akan tersedia dalam format digital untuk kemudahan akses dan studi,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengawal digitalisasi kitab kuning. Menurutnya, digitalisasi kitab kuning adalah sebuah keniscayaan di era digital.
“Sekarang zamannya sudah serba digital, jadi mau tidak mau kitab kuning ini juga perlu kita digitalisasi,” ujarnya.
Ia mengatakan, upaya Kemenag yang dilakukan selama ini merupakan tindak lanjut dari Kongres Aksara Pegon yang diselenggarakan 21-23 Oktober 2022. Dalam acara tersebut mengamantakan kepada instansinya untuk mengawal keberlangsungan penggunaan aksara Pegon di madrasah dan pesantren.
“Kami berkomitmen untuk menjaga warisan luhur ulama Nusantara seperti Aksara Pegon, salah satunya dengan melakukan digitalisasi kitab kuning. Dan saat ini kami fokus membangun infrastruktur digital pesantren,” pungkasnya.
Praktisi teknologi, Heru Nugroho menilai bahwa Kemenag telah membuat kemajuan signifikan dalam digitalisasi aksara Pegon. Pasalnya, karakter pepet, yang merupakan karakter fundamental dalam penulisan Pegon telah diterbitkan dalam Unicode.
Unicode sendiri merupakan suatu standar teknis yang dirancang untuk mengizinkan teks dan simbol dari semua sistem tulisan di dunia untuk ditampilkan dan dimanipulasi secara konsisten oleh komputer.
“Ini adalah legacy Kemenag yang luar biasa, bahwa Kemenag ikut terlibat dalam perumusan Arabic Character untuk Unicode yang merupakan konsorsium internasional,” katanya.
Dengan demikian, kata dia, aksara pegon bisa diakses di komputer dan memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya di lingkungan akademik Pesantren, Perguruan Tinggi Islam, dan Ma’had Aly.
Dalam melakukan digitalisasi kitab kuning, Kemenag melibatkan praktisi dan ahli terkait. Selain Heru Nugroho, Kemenag juga melibatkan pegiat aksara seperti Diaz Nawaksara, Bisyron Wahyudi, dan Ronny Lantip.
Sementara, untuk yang menginisiasi pengajuan karakter ke Unicode adalah Rikza Fsh. Ia merupakan pegiat aksara Nusantara yang juga terlibat dalam persiapan kongres Aksara Pegon.