Ikhbar.com: Studi terbaru dari Pew Research Center mengungkapkan bahwa bahwa orang-orang dewasa yang menggunakan TikTok masih cenderung pemalu terhadap teknolohi kamera. Dari survei yang dilakukan terhadap 2.745 pengguna dewasa, sebanyak 48% responden menyatakan belum pernah menunggah video, bahkan belum mengisi dan memperbarui biodata mereka.
“Maka, bukan hal aneh jika mereka lebih memilih jadi pengintai dari pada membuat konten orisinal di media sosial,” rilis laporan studi tersebut, sebagaimana dikutip dari TechCrunch, Jumat, 23 Februari 2024.
Baca: 10 Influencer Muslim Followers Terbanyak di Dunia
Hal itu, menurut mereka, memang tidak menyalahi aturan bermedia sosial. Meskipun sudah ketinggalan zaman, tetapi aturan yang disepakati pada 2006 silam itu belum ada perubahan.
“Aturannya, pengguna setidaknya meluangkan satu persen untuk membuat konten, sekitar 10 persen terlibat dalam interaksi, dan sisanya untuk melihat-lihat,” kata mereka.
“Konsep itu sebenarnya sudah agak usang. Namun, gagasan tersebut memang benar adanya. Mengintip secara online jauh lebih umum dari pada memposting. Bandingkan saja, berapa banyak teman Anda yang menonton YouTube dan berapa banyak dari mereka yang memposting video?” tulis Pew.
Yang mengejutkan, peneliti utama studi tersebut, Samuel Bestvater menyebutkan bahwa jumlah pengintip di TikTok jauh lebih besar ketimbang di platform lainnya.
“Studi lain dari Pew pada 2021 menunjukkan, sekitar setengah manusia dewasa Amerika Serikat (AS) di X (sebelumnya, Twitter) memposting lima kali atau kurang dalam sebulan. Namun, di TikTok, persentase pengguna yang tidak memposting sama sekali cukup besar,” katanya.
Baca: Twitter Ganti Logo, Bagaimana Cara Menulis Huruf ‘X’ dalam Bahasa Arab?
Dia menebak, mengintip di TikTok mungkin lebih umum dari pada menjadi pengintai di X karena mereka hanya dituntut menulis pemikiran, gagasan, dan informasi lainnya secata singkat dan tidak menuntut menggunakan video.
“Anda tidak perlu perlu merias wajah sebelum mencuit,” katanya.
Dari penelitian di TikTok, sebanyak 25% pengguna paling aktif teratas bertanggung jawab atas 98% dari seluruh video publik. Sedangkan di X, sebanyak 25% postingan teratas menghasilkan 97% dari seluruh tweet.
“Studi juga menemukan bahwa meskipun usia belum tentu menjadi faktor dalam menilai kebiasaan orang dalam memposting TikTok, tetapi pengguna berusia 18 hingga 34 tahun cenderung lebih aktif menggunakan platform tersebut dibandingkan mereka yang berusia 35 hingga 49 tahun,” ungkap Bestvater.
Temuan lain menunjukkan bahwa 85% pengguna TikTok menyatakan bahwa mereka menganggap konten di FYP sangat menarik sehingga mereka lebih memosisikan TikTok sebagai feed algoritmik yang pas menarik untuk ditonton.