Ikhbar.com: Lima perusahaan media di Kanada mengajukan gugatan hukum terhadap OpenAI, pemilik ChatGPT. Mereka menuding bahwa perusahaan artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan itu secara rutin melanggar hak cipta dan ketentuan penggunaan daring.
Kasus ini menjadi bagian dari gelombang gugatan terhadap OpenAI dan perusahaan AI sejenis oleh sejumlah penulis, seniman visual, penerbit musik, serta pemilik hak cipta lainnya terkait penggunaan data mereka untuk melatih sistem kecerdasan buatan generatif. Microsoft, sebagai pendukung utama OpenAI, juga menjadi sorotan dalam konteks ini.
Dalam pernyataan lima perusahaan tersebut, yakni Torstar, Postmedia, The Globe and Mail, The Canadian Press, dan CBC/Radio-Canada menuduh OpenAI telah mencuri konten mereka dalam jumlah besar untuk mengembangkan produk tanpa kompensasi.
“Jurnalisme bertujuan untuk kepentingan publik. Penggunaan karya jurnalistik oleh OpenAI untuk keuntungan komersial mereka sendiri bukanlah hal yang etis. Tindakan ini melanggar hukum,” ungkap pernyataan bersama kelima perusahaan tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters, Sabtu, 30 November 2024.
Baca: Robot AI Berbulu Siap Gantikan Anjing dan Kucing sebagai Hewan Peliharaan
Dalam dokumen gugatan setebal 84 halaman yang diajukan ke Pengadilan Tinggi Ontario, lima perusahaan media tersebut menuntut ganti rugi dari OpenAI serta meminta pengadilan mengeluarkan larangan permanen terhadap penggunaan materi mereka tanpa persetujuan.
“Alih-alih memperoleh informasi secara legal, OpenAI dengan berani menggunakan secara tidak sah kekayaan intelektual milik perusahaan media dan mengubahnya untuk keperluan mereka sendiri, termasuk tujuan komersial, tanpa persetujuan atau imbalan apa pun,” demikian pernyataan dalam gugatan tersebut.
“Perusahaan media tidak pernah menerima imbalan dalam bentuk apa pun dari OpenAI,” sambung mereka.
Menanggapi tuduhan tersebut, OpenAI menyatakan bahwa model mereka dilatih menggunakan data yang tersedia secara publik dan berlandaskan pada prinsip fair use (penggunaan wajar) serta aturan hak cipta internasional yang adil bagi para kreator.
“Kami bekerja sama dengan penerbit berita, termasuk dalam menampilkan, memberikan atribusi, dan menautkan konten mereka di pencarian ChatGPT, serta menawarkan cara mudah bagi mereka untuk keluar dari skema ini jika diinginkan,” ujar juru bicara OpenAI.
Dokumen gugatan perusahaan media Kanada tersebut tidak menyebutkan Microsoft. Namun, pada bulan ini, miliarder dunia, Elon Musk telah memperluas gugatan terhadap OpenAI dengan memasukkan Microsoft sebagai pihak tergugat. Musk menuduh kedua perusahaan tersebut secara ilegal mencoba memonopoli pasar kecerdasan buatan generatif dan menyingkirkan para pesaingnya.
Baca: Mengapa AI Terlihat Sangat Cerdas? Ternyata Ini Rahasianya
Sementara itu, pada 7 November 2024 lalu, seorang hakim federal di New York, Amerika Serikat (AS) menolak gugatan terhadap OpenAI yang menuduh perusahaan itu telah menyalahgunakan artikel dari media Raw Story dan AlterNet.