Ikhbar.com: Lembaga diaspora non-sektarian, India Civil Watch International (ICWI) dan pengawas perusahaan, Eko mengungkapkan bahwa Meta, perusahaan induk Facebook dan Instagram telah memasang iklan politik hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI) yang mengandung disinformasi dan menghasut kekerasan agama, terutama yang menargetkan umat Islam.
“Hasil investigasi tersebut menemukan bahwa sistem Meta telah gagal dalam memperketat iklan hasutan yang dirancang untuk meniru skenario kehidupan nyata,” rilis mereka, sebagaimana dikutip dari Arab News, Selasa, 21 Mei 2024.
Baca: India Tunda Pelarangan Sekolah Islam
Iklan-iklan tersebut, lanjut mereka, juga berisi hinaan terhadap Muslim di India.
“Ada kalimat ajakan seperti ‘Ayo kita bakar hama ini (Muslim),” dan “Darah umat Hindu tertumpah, para penyerbu ini (umat Islam) harus dibakar,” tulisnya.
Dalam iklan lainnya tertangkap menampilkan bahasa supremasi Hindu dan klaim palsu tentang para pemimpin politik, termasuk seorang pemimpin oposisi yang difitnah ingin memnerangus umat Hindu dari India dan menyerukan eksekusi terhadap mereka.
Menurut laporan tersebut, semua iklan itu dibuat berdasarkan ujaran kebencian dan disinformasi yang lazim terjadi di India, yang menggarisbawahi kapasitas platform media sosial untuk memperkuat narasi berbahaya.
Dari 22 iklan yang dikirimkan dalam bahasa Inggris, Hindi, Bengali, Gujarati, dan Kannada, sebanyak 14 iklan telah disetujui Meta, sementara tiga iklan lainnya yang sempat ditolak, juga disetujui setelah adanya perubahan kecil yang tidak mengubah pesan provokatif di dalamnya.
“Hanya lima iklan yang ditolak karena dianggap melanggar standar komunitas Meta mengenai perkataan yang mendorong kebencian dan kekerasan,” sebut ICWI.
Baca: Ini Keuntungan Gabung ke Channel Resmi Ikhbar.com di WhatsApp
Akan tetapi, iklan-iklan yang sebagian besar menyasar umat Islam itu langsung dihapus setelah kedua lembaga tersebut mengajukan keberatan.
“Meta memang mengambil keuntungan dari ujaran kebencian dan gagal menepati janjinya untuk mencegah penyebaran konten yang dibuat atau dimanipulasi oleh AI di platformnya selama pemilu India,” ujar ICWI dan Eko.
Menurut mereka, belanja kampanye untuk pemilu di India menjadi yang terbesar dan terpanjang di dunia.
“Diperkirakan mencapai 16 miliar dolar Amerika Serikat (lebih dari Rp255 triliun),” katanya.