Pemadu Mart, Etalase Ekonomi dan Dakwah Pesantren di Tanah Sumatra

Pesantren, dengan keragaman dan keunikannya, merupakan salah satu potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia.
Tampilan tata letak barang di Pemadu Mart, yang terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera Medan- Padang, tepatnya di Jalan Gunung Tua-Langga Payung KM 22,5, Padang Lawas Utara, Sumatra Utara. Dok PEMADU

Ikhbar.com: Bermula dari sekadar warung kecil yang menyediakan sejumlah barang kebutuhan pokok para santri, Pemadu Mart kini telah berkembang menjadi ikon kemandirian ekonomi Pondok Pesantren Modern Al-Hasyimiyah Darul Ulum atau yang lebih masyhur dengan singkatan Pemadu. Pesantren ini terletak di Jalan Raya Lintas Sumatera Medan- Padang, tepatnya di Jalan Gunung Tua-Langga Payung KM 22,5, Padang Lawas Utara, Sumatra Utara.

Pemadu Mart mulai mencita-citakan dirinya menjadi minimarket modern pada 1999. Impian itu kemudian menjadi semakin kuat pada 2017, setelah pemimpin pesantren, KH Awaluddin Habibi Siregar menandai tekad tersebut dengan melakukan perluasan area toko serta menambah varian item barang yang disediakan.

Ketua Pengelola Bisnis Pesantren di Pondok Pesantren Modern Al-Hasyimiyah Darul Ulum Padang Lawas Utara, Ustaz Zulfitri Siregar mengungkapkan, Pemadu Mart, kini tampil kian megah setelah mendapatkan dukungan dari Kementerian Agama (Kemenag) melalui Bantuan Inkubasi Bisnis Pesantren, Program Kemandirian Pesantren Tahun Anggaran 2024.

“Kami kembali mengembangkan Pemadu Mart menjadi dua lantai berukuran 12 x 20 meter. Bantuan dari Kemenag semakin memperkuat eksistensi minimarket tersebut sebagai pusat ekonomi berbasis syariah,” katanya, kepada Ikhbar.com, Rabu, 8 Januari 2025.

Ustaz Zulfitri menjelaskan, keberadaan Pemadu Mart menanggung misi besar untuk mendukung operasional pendidikan pesantren sekaligus melakukan pemberdayaan masyarakat. “Motivasi utama pendirian Pemadu Mart adalah meningkatkan pendapatan pesantren agar bisa mandiri secara ekonomi serta memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar,” jelasnya.

Tampilan luar Pemadu Mart di Jalan Gunung Tua-Langga Payung KM 22,5, Padang Lawas Utara, Sumatra Utara. Dok PEMADU

Baca: Emplod Sekawan, Kriuk Semangat Pesantren Gapai Kemandirian

Mengais laba di jalan berkah

Sebagai bagian integral dari pesantren, Pemadu Mart melayani lebih dari 700 santri dan 100 tenaga pendidik. Berbagai kebutuhan sehari-hari seperti sembako, alat tulis, jajanan, seragam sekolah, hingga perlengkapan lain tersedia di toko tersebut. Bahkan, Pemadu Mart telah menjadi tempat belanja yang dinilai nyaman dan modern bagi masyarakat lokal.

Selain produk yang variatif, Pemadu Mart juga mengusung slogan “Belanja Halal, Hidup Berkah” dan “Belanja Ikhlas untuk Pemadu Berkualitas.” Nilai-nilai ini tercermin dalam praktik jual-beli yang diikhtiarkan mengedepankan kejujuran dan keberkahan.

“Kami menanamkan nilai syariah dalam setiap langkah usaha, mulai dari manajemen hingga pelayanan konsumen,” katanya.

Keuntungan yang diperoleh dari Pemadu Mart dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang kesejahteraan santri dan masyarakat. Beberapa program yang telah berjalan di antaranya adalah “Sedekah Jumat” untuk santri secara bergilir, pembagian perlengkapan mandi untuk guru setiap bulan, serta zakat tahunan yang didistribusikan kepada masyarakat sekitar.

Pemadu Mart tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga memberdayakan masyarakat sekitar. Karyawan yang bekerja di sini mayoritas berasal dari komunitas lokal. Selain itu, pada acara besar pesantren seperti milad atau khataman, santri turut dilibatkan untuk belajar keterampilan praktis,” terang Ustaz Zulfitri.

Baca: Ikhbar.com Dorong Pengembangan UMKM dan Pesantren

Kolaborasi adalah kunci

Kolaborasi dengan mitra usaha juga menjadi pilar utama. Beberapa mitra seperti Indo Grosir, Sinar Sosro, dan lainnya dinilai sangat berkontribusi dalam penyediaan barang. Ustaz Zulfitri menyebutkan bahwa sinergi ini memberikan dampak positif dalam menjaga pasokan produk dengan harga kompetitif.

Namun, lanjutnya, Pemadu Mart juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam memperluas jangkauan pasar di luar lingkungan pesantren. Untuk mengatasinya, strategi promosi seperti penyebaran brosur, pemanfaatan media sosial (medsos), dan kampanye pemasaran terus dilakukan.

“Kami ingin Pemadu Mart dikenal lebih luas, bukan hanya di Padang Lawas Utara, tetapi juga di wilayah lainnya,” tambah dia.

Ustaz Zulfitri menegaskan, cita-cita Pemadu Mart tidak berhenti hanya pada pencapaian saat ini. Dengan visi menjadi unit usaha ritel terbesar di Kabupaten Padang Lawas Utara, Pemadu Mart ingin menjadi pelopor bisnis berbasis ekonomi syariah.

“Kami bercita-cita menjadikan Pemadu Mart sebagai role model bagi pesantren lain dalam menciptakan kemandirian ekonomi,” ujarnya.

Langkah-langkah konkret telah disiapkan, termasuk membangun kemitraan strategis dengan lembaga lain dan menyelesaikan proses legalisasi usaha bersama Forum Ekonomi Pesantren Indonesia (FEPI).

“Dengan dukungan penuh dari pimpinan pesantren dan masyarakat, Pemadu Mart siap membawa pesantren ini menuju kemandirian ekonomi yang lebih mapan,” pungkasnya.

Penataan barang di Pemadu Mart. Dok PEMADU

Baca: Program Inkubasi Kemenag Teguhkan Kemandirian Pesantren

Menuju pesantren mandiri nan kuat

Semangat yang ditunjukkan Pemadu Mart merupakan gambaran nyata tentang kemampuan pesantren dalam mengintegrasikan nilai-nilai dakwah dan pemberdayaan ekonomi. Melalui usaha tersebut, pesantren tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga agen perubahan yang memberi manfaat luas bagi umat. Hal ini selaras dengan cita-cita Kemenag melalui Program Kemandirian Pesantren yang telah digulirkan sejak 2021 lalu.

Dalam pelaksanaan Expo Kemandirian Pesantren 2024 di Trans Studio Mall Bandung, Jawa Barat pada Oktober 2024 lalu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag, Abu Rokhmad menjelaskan bahwa Program Kemandirian Pesantren memiliki tujuan untuk menguatkan basis ekonomi pesantren melalui inkubasi bisnis.

Pesantren, dengan keragaman dan keunikannya, merupakan salah satu potensi luar biasa yang dimiliki Indonesia.

Dia juga menyebutkan ide besar di balik Program Kemandirian Pesantren adalah terciptanya pesantren yang berdaya, mandiri, dan kuat.

“Dari 3.600 pesantren yang telah mendapat bantuan inkubasi bisnis, kita masih memiliki sekitar 40 ribu pesantren lainnya yang juga perlu didukung. Harapan kami, program ini dapat terus berkembang dan dilanjutkan agar pesantren lebih dikenal oleh masyarakat luas,” ujarnya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.