Ikhbar.com: Rasanya gurih, bertekstur renyah, dibalut dengan kemasan modern. Tak banyak yang menyangka bahwa makanan ringan ini hanya berbahan dasar singkong, salah satu hasil bumi yang sederhana dan mudah didapat, tetapi sarat potensi ekonomi.
Begitulah sensasi dan pengalaman saat pertama kali menikmati snack bernama “Emplod Sekawan.” Camilan yang merupakan produk unggulan dari Pondok Pesantren As-Sholihin Garut, Jawa Barat itu kini menjadi salah satu simbol dari semangat kemandirian ekonomi berbasis pesantren.
Pondok Pesantren As-Sholihin terletak di Desa Girimakmur Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Berdiri sejak 1974, pesantren ini memang mengadopsi sejumlah program unik yang mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dan semangat kewirausahaan.
Ketua Pengelola Usaha Emplod Sekawan sekaligus pengurus Pondok Pesantren As-Sholihin, Ustaz Deden Muhammad Romdon menceritakan, bisnis dengan produk yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh khas Garut tersebut dirintis sejak 10 Juni 2023.
“Awalnya kami ingin menyajikan alternatif produk lokal yang memiliki ciri khas yang menarik. Kebetulan, saat itu ada sekelompok mahasiswa kewirausahaan dari Universitas Garut yang sedang menunaikan tugas branding produk. Jadi kami bersama para santri berkolaborasi,” katanya, kepada Ikhbar.com, Ahad, 5 Januari 2025.
“Selain itu, melalui produk ‘Emplod Sekawan’ ini, kami ingin menciptakan kemandirian ekonomi pesantren sekaligus memberdayakan santri dan masyarakat sekitar,” tambahnya.
Baca: KudungKula, Hijab Cantik dari ‘Cahaya Langit’
Laboratorium kewirausahaan
Tidak hanya berfokus pada kuantitas, proses produksi Emplod Sekawan juga didedikasikan sebagai laboratorium kewirausahaan bagi para santri. Di pesantren ini, santri bukan cuma mengaji, tapi juga diajarkan pengetahuan kewirausahaan mulai dari tahap pengelolaan bahan dasar hingga pemasaran.
“Santri yang tinggal di lingkungan pesantren fokus pada produksi, sementara yang di luar bertugas memasarkan,” jelas Ustaz Deden.
Emplod Sekawan bisa dibeli dengan cara online lewat akun resmi media sosial mereka. Selain itu, makanan ringan yang unik ini juga tersebar di sejumlah kampus, rumah makan, dan jejaring mahasiswa di Garut hingga Bandung.
Ustaz Deden mengungkapkan, proses produksi Emplod Sekawan memakai standar kewirausahaan yang terjaga dan berkualitas, mulai dari pemilihan bahan baku terbaik, memastikan aspek kebersihan, hingga berinovasi untuk terus menciptakan variasi rasa yang diminati pasar.
“Santri tidak hanya belajar tentang teknis produksi, tetapi juga pengelolaan usaha seperti pencatatan keuangan, strategi pemasaran, hingga keseluruhan siklus bisnis,” katanya.
Selain memberdayakan santri, Emplod Sekawan juga melibatkan masyarakat sekitar dalam proses produksi. Pemanfaatan bahan baku yang diperoleh dari petani lokal diharap mampu menciptakan manfaat ekonomi langsung bagi mereka.
“Ketika permintaan produk meningkat, masyarakat juga dilibatkan dalam proses produksi,” kata Ustaz Deden.
Sejumlah warga setempat juga dilatih untuk membantu proses pengemasan dan distribusi. “Kami ingin usaha ini membawa manfaat bagi pesantren, santri, dan masyarakat,” tambahnya.
Baca: Ikhbar.com Dorong Pengembangan UMKM dan Pesantren
Berkomitmen sekaligus berinovasi
Kini, Emplod Sekawan mampu memproduksi hingga 700 bungkus per bulan. Produk yang dikemas dalam standing pouch menarik ini memiliki keunggulan pada varian rasa yang sesuai dengan selera konsumen muda.
Salah satu yang paling digemari adalah rasa pedas manis, yang menurut banyak konsumen membuat mereka “ketagihan.”
Ustaz Deden memastikan kualitas tersebut akan selalu terjaga seiring terus dilakukan inovasi dan rencana pengambangan. Soal legalitas, dia menyebutkan bahwa Emplod Sekawan memiliki Izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta tengah menunggu proses penerbitan sertifikat halal oleh Kementerian Agama (Kemenag).
“Sertifikasi ini penting agar produk kami kian dipercaya dan dapat bersaing di pasar yang lebih luas,” katanya.
Meski begitu, Ustaz Deden mengungkapkan bahwa perjalanan Emplod Sekawan bukan berarti tanpa tantangan. Upaya untuk menjangkau pasar yang lebih luas sempat menjadi kendala utama. Untungnya, problem pemasaran digital dan inovasi produk ini bisa terurai berkat adanya dukungan dari Bantuan Inkubasi Bisnis Program Kemandirian Pesantren Kemenag Tahun Anggaran 2024
“Dukungan dari Kemenag ini menjadi modal awal yang signifikan untuk memperluas pasar Emplod Sekawan,” kata Ustaz Deden.
Baca: Program Inkubasi Kemenag Teguhkan Kemandirian Pesantren
Pesantren berdikari
Program Inkubasi Bisnis Pesantren merupakan ikhtiar Kemenag melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam (Pendis) dalam mendorong kemandirian ekonomi pesantren di seluruh Indonesia. Program ini telah berjalan sejak 2021 dan difokuskan pada pengembangan ekonomi pesantren serta pemberdayaan komunitas sekitarnya.
“Hingga 2024, sebanyak 3.600 Pesantren menerima bantuan sesuai Peta Jalan Kemandirian Pesantren,” jelas Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ditjen Pendis Kemenag, Dr. H. Basnang Said.
Dia menambahkan, Program Kemandirian Pesantren telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam empat tahun terakhir. Pada 2021, sebanyak 105 pesantren menerima bantuan inkubasi bisnis. Angka ini melonjak drastis dengan 504 pesantren di tahun 2022, sebanyak 1.467 pesantren di tahun 2023, dan 1.524 pesantren di tahun 2024. Hingga kini, sekurangnya ada 3.600 pesantren telah dilibatkan dalam program tersebut.
Lewat program ini, pesantren juga didorong untuk mendirikan dan mengelola Badan Usaha Milik Pesantren (BUMP) mereka sendiri. Hingga 2023, sudah ada 437 BUMP yang terbentuk dan angka ini terus meningkat dengan semakin banyaknya pesantren yang bergabung dalam program tersebut.
Basnang juga menjelaskan bahwa tujuan utama program ini adalah memperkuat kapasitas ekonomi pesantren agar dapat menjalankan peran mereka secara optimal dalam pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami ingin pesantren dapat berdiri di atas kakinya sendiri, baik sebagai lembaga pendidikan maupun pelaku ekonomi,” ungkapnya.
Program ini mendorong pesantren untuk mengembangkan berbagai unit usaha mulai dari industri pengolahan, perdagangan, hingga jasa. Unit usaha ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan bagi pesantren tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar, seperti yang dijalani Pondok Pesantren As-Sholihin Garut, melalui produksi makanan ringan Emplod Sekawan.
Bagi yang ingin mencicipi keunikan rasa Emplod Sekawan dengan proses yang lebih singkat dan praktis, bisa dengan menghubungi via WhatsApp di nomor 0813-2443-3848.