Ikhbar.com: Sekali waktu, Nabi Muhammad SAW keluar rumah menuju masjid. Tiba-tiba Rasulullah menjumpai dua majelis sekaligus.
Majelis pertama ialah sekumpulan orang-orang yang sedang berzikir dan beribadah. Sedangkan majelis yang kedua ialah orang-orang yang sedang duduk melingkar yang terdiri dari para guru dan sejumlah muridnya.
Melihat dua majelis yang berbeda itu, Rasulullah SAW bersabda, “Mereka dari majelis ibadah, mereka sedang berdoa kepada Allah. Jika mau, Allah menerima doa mereka, dan jika tidak, Allah menolak doa mereka. Tetapi, mereka yang termasuk dalam majelis pengajaran, mereka sedang mengajar manusia.
إِنَّمَا بُعِثْتُ مُعَلِّمًا
Sesungguhnya, sabda Nabi, aku diutus oleh Allah adalah juga menjadi seorang guru.
Kemudian beliau datang mendekati majelis yang kedua, bahkan ikut duduk bersama mereka mendengar pengajaran yang disampaikan oleh seorang guru.
Di lain waktu, seorang perempuan mendatangi Nabi Muhammad SAW. Ia hendak mengadukan keluh kesahnya terkait kesempatan belajar dengan Rasulullah. Pasalnya, selama ini majelis ilmu memang lebih sering didominasi laki-laki.
Wajar saja, para sahabat laki-laki tentu lebih sering berada di samping Nabi Saw dan dengan leluasa dapat bertemu dengan beliau.
“Wahai Rasulullah, para laki-laki sudah biasa datang kepadamu untuk menimba ilmu. Maka berilah kami jatah hari untuk menemuimu, sehingga Engkau dapat mengajarkan kami apa yang telah diajarkan Allah kepadamu,” ucap perempuan itu seolah-olah melayangkan protes kepada baginda Nabi.
Rasulullah Saw pun tersenyum. Sebelum kemudian beliau bersabda, “Baiklah, hendaklah kalian berkumpul pada hari ini dan ini.”
Di hari yang telah ditentukan, para perempuan mendatangi Nabi Muhammad dengan penuh semangat dan gembira. Bagaimana tidak, upaya mereka untuk mendapatkan kesempatan belajar seperti para sahabat laki-laki disambut baik oleh lelaki bergelar Al-Amin itu.