Ikhbar.com: Jumat merupakan hari yang diistimewakan dalam Islam. Bahkan, ia disebut sebagai sayyidul-ayyam atau penghulu dari hari yang lain.
Muhammad Idris asy-Syafi’i atau Imam Syafii, dalam Al-Umm menganjurkan untuk memperbanyak membaca selawat kepada Nabi Muhammad SAW setiap hari Jumat. Sejak malam sebelumnya, setiap muslim disarankan membaca QS. Al-Kahfi. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW;
“Perbanyaklah membaca selawat kepadaku pada hari Jumat. Dan barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi maka ia dilindungi dari fitnah Dajjal.”
Ada sejumlah peristiwa penting yang terjadi pada hari Jumat. Di antaranya adalah sebagai hari diciptakannya Nabi Adam AS. Begitu juga dengan peristiwa di masuk dan keluarnya Nabi Adam dari surga.
Dalam Sahih Muslim, juga disebutkan bahwa Jumat merupakan hari terjadinya peristiwa kiamat.
“Sebaik-baiknya hari di mana sang surya menyinarinya adalah hari Jumat. Pada hari Jumat Nabi Adam AS diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan darinya. Dan kiamat tidak terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR Muslim).
Inilah hubungan antara keistimewaan hari Jumat dan kesunahan membaca QS. Al-Kahfi. Jumat merupakan hari pengingat terjadinya peristiwa kiamat, sedangkan QS. Al-Kahfi menggambarkan betapa dasyat dan mengerikannya peristiwa di hari akhir nanti.
وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الْأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا
“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami perjalankan gunung-gunung dan engkau melihat bumi rata dan Kami kumpulkan mereka (seluruh manusia), dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (QS. Al-Kahfi: 47)