Ikhbar.com: Sepulang memimpin ekspedisi Tabuk, Rasulullah Muhammad Saw bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Muaz di satu sudut Kota Madinah. Ketika bersalaman, Nabi merasakan telapak tangan Muaz yang begitu kuat dan kasar.
Rasulullah pun menanyakan penyebab kulit tangan Muaz menjadi sekasar itu. Muaz menjawab, “Saya membajak tanah dan memecah batu untuk memenuhi kebutuhan keluarga.”
Mendengar jawaban itu, Nabi langsung mencium tangan Muaz seraya bersabda, “Tangan ini tidak akan tersentuh api neraka, Muaz.”
Dalam riwayat lain diceritakan. Suatu ketika seorang laki-laki melintas di hadapan Rasulullah Muhammad Saw. Orang itu dikenal sebagai buruh yang giat dan tangkas dalam bekerja.
Para berkata, “Wahai Rasulullah, andai bekerja seperti dilakukan orang itu dapat digolongkan jihad di fisabilillah (jalan Allah), maka alangkah baiknya.”
Mendengar ucapan sahabat itu, Rasulullah pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fisabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fisabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fisabilillah.” (HR Thabrani).