Ikhbar.com: Menjaga keharmonisan rumah tangga bukan hanya soal komunikasi dan kesabaran, tetapi juga ikhtiar spiritual. Hal ini disampaikan oleh penulis dan praktisi fikih Nisa, Nyai Uswatun Hasanah Syauqi, saat mengulas cara menjaga kelanggengan hubungan suami istri.
Menurut Ning Uswah—sapaan akrabnya—cinta yang tumbuh dalam pernikahan harus dijaga, bukan hanya dengan logika dan komitmen, tetapi juga dengan melibatkan Allah dalam setiap perjalanan rumah tangga. Salah satu bentuk ikhtiar tersebut adalah melalui doa.
“Jangan mencintai secara berlebihan. Dasarkan semua cinta pada Allah,” ujarnya dalam Webinar Sesi III Bedah Buku “Jodoh di Tangan Tuhan, Selebihnya Hasil Lobian (2025),” dikutip Rabu, 30 Juli 2025.

Baca: Cerai bukan Kiamat, Ini Cara Berdamai dengan Perpisahan
Ning Uswah kemudian membacakan sebuah doa yang ia kutip dari kitab Asmaul Husna dan Khazinatul Asrar, yang ditujukan agar hubungan suami istri tetap langgeng dan dalam naungan kebaikan.
Berikut bacaan doanya:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَهْلِي وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ، اللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ فِي خَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ
Allāhumma bārik lī fī ahlī wa bārik lahum fiyya. Allāhumma ijma‘ baynanā mā jama‘ta fī khairin, wa farriq baynanā idzā farraqta ilā khairin.
“Ya Allah, berkahilah aku dalam keluargaku, dan berkahilah mereka dalam diriku. Ya Allah, satukanlah kami selama Engkau menyatukan kami dalam kebaikan, dan pisahkanlah kami jika Engkau memisahkan kami menuju kebaikan.”
Baca: 6 Jenis Perselingkuhan di Era Digital, Mana yang Paling Berbahaya?
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Azhar Mojokerto, Jawa Timur, tersebut menegaskan bahwa hubungan yang dibangun atas dasar keimanan akan lebih kuat dalam menghadapi konflik. Namun, jika perpisahan tak terelakkan, ia tetap menyarankan agar dilakukan secara baik dan bermartabat.
Selain doa, Ning Uswah juga menyebutkan beberapa amalan lain, seperti menyebut asma “Allah Al-Wadud” seribu kali pada makanan yang akan disantap bersama, atau membawa tulisan lafaz “Al-Jamil” dalam dompet agar hati pasangan tetap saling terpaut.
“Cinta itu ibadah. Kalau tidak bisa dijalani sebagai ibadah, maka tidak usah dipaksakan,” pungkas sosok yang juga menjabat Sekretaris Majelis Masyayikh Sekretariat Nasional (Seknas) Jaringan Pondok Pesantren Ramah Anak (JPPRA) tersebut.