Ikhbar.com: Organisasi kemanusiaan internasional, ActionAid, mengungkapkan bahwa warga Gaza kini terpaksa mencari makan dari rumput guna menghindari kelaparan akibat serangan militer Israel. Situasi ini menjadi semakin kritis seiring dengan terus menerusnya penahanan bantuan kemanusiaan oleh Israel, serta serangan bom yang telah dilancarkan sejak 7 Oktober 2023.
Koordinator advokasi dan komunikasi di ActionAid Palestine, Riham Jafari mengungkapkan, warga Gaza saat ini berada dalam kondisi putus asa.
Baca: Ribuan Anak di Gaza Terancam Kehilangan Nyawa, Orang Tua, hingga Nama
“Mereka terpaksa mencari alternatif makanan dari rumput sebagai langkah terakhir untuk bertahan dari kelaparan,” kata Jafari, dikutip dari Middle East Monitor, Sabtu, 17 Februari 2024.
Menurut Jafari, selain kekurangan pangan, air, dan perawatan medis, warga Gaza yang telah terpaksa mengungsi berkali-kali sejak awal serangan pada 7 Oktober, kini menghadapi ancaman baru akan pemaksaan keluar dari tempat penampungan.
Organisasinya juga melaporkan bahwa tentara Israel berencana untuk memperluas serangan daratnya ke kota selatan Gaza, Rafah, yang menyebabkan lebih dari 1,4 juta warga sipil Palestina kini tinggal dalam tenda-tenda darurat di wilayah tersebut.
“Tidak ada ruang lagi bagi penduduk Gaza untuk mencari perlindungan. Lebih dari 85% dari total 2,3 juta penduduknya terpaksa meninggalkan rumah mereka selama empat bulan terakhir, dengan banyak yang mengungsi beberapa kali,” ungkapnya.
Menurutnya, kedatangan ribuan warga Gaza ke Rafah menimbulkan tekanan besar bagi infrastruktur dan sumber daya. Meski demikian, orang-orang terus berdatangan tanpa henti. Sementara itu, keadaan di tempat pengungsian sangat mengkhawatirkan, dengan kepadatan populasi yang ekstrem dan kondisi tidak sehat, dan ratusan orang harus berbagi satu toilet.
ActionAid mencatat bahwa setiap individu di Gaza saat ini berjuang mengatasi kelaparan, dengan hanya memiliki 1,5 hingga 2 liter air yang tidak aman untuk memenuhi segala kebutuhan mereka sehari-hari.
“Dengan kekurangan pangan dan pakaian yang sesuai untuk cuaca ekstrem, penduduk Gaza menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit dan infeksi yang dapat menyebar dengan cepat di tengah populasi yang padat,” tambahnya.
Jafari dengan tegas menolak rencana invasi darat militer Israel di Rafah, sambil menyuarakan kekhawatiran akan meningkatnya serangan udara di wilayah tersebut.
“Aksi ini akan menjadi bencana besar. Ke mana lagi penduduk Gaza yang lelah dan kelaparan ini harus pergi?” Pungkasnya.