Ikhbar.com: Sejumlah media massa Israel menyoroti isu gangguan mental yang dialami tentara mereka di Jalur Gaza. Mereka disebut telah menderita stres berat akibat terjebak dalam pertempuran yang tak kunjung selesai.
Pekan lalu, seorang tentara dari Divisi Pasukan Terjun Payung Israel di Ashkelon dilaporkan melepaskan tembakan secara tiba-tiba setelah terbangun dari tidur tepat tengah malam.
“Kejadian yang disebabkan mimpi buruk itu mengakibatkan beberapa prajurit lain mengalami luka-luka setelah terkena pecahan peluru,” rilis Channel 12, dikutip pada Sabtu, 30 Desember 2023.
Baca: 200 Warga Pelestina Dibunuh Israel dalam Sehari, Total Korban Tewas di Gaza Capai 20.258 Orang
Mantan Kepala Front Dalam Negeri Israel, Dadi Samhi mengatakan, saat ini para perwira memikul tanggung jawab yang besar untuk meredakan ketegangan serta menguatkan mental para prajurit.
“Para perwira pasukan terjun payung adalah yang paling bertanggung jawab terkait jatuhnya moral para prajurit yang kebanyakan berusia muda sekitar 22 tahun,” katanya.
Sementara itu, mantan pegawai senior di Badan Keamanan Dalam Negeri Israel, Shalom Ben Hanan mengungkapkan, tekanan mental serupa juga sebenarnya melanda para perwira. Hal ini mengharuskan mereka untuk mengambil cuti.
Kasus lainnya, seorang prajurit Israel berani menolak untuk bertugas di Gaza dengan alasan tidak ingin berpartisipasi dalam perang kriminal. Prajurit remaja yang masih berusia 18 tahun bernama Tal Mitnick itu kemudian dijatuhi hukuman penjara oleh Pemerintah Israel.
Selain dua kejadian tersebut, total sebanyak 2.000 tentara Israel telah menerima bantuan psikologis sejak pecahnya perang pada 7 Oktober 2023 lalu. Kondisi psikologis tentara Israel terganggu selama tiga pekan pertama serangan darat di Jalur Gaza yang diluncurkan pada 27 Oktober.
“Antara 75 persen hingga 80 persen dari 2.000 tentara ini, yang diklasifikasikan sebagai korban luka dalam pertempuran, telah berhasil kembali ke unit mereka di lapangan,” kata Otoritas Penyiaran Israel.
Dilaporkan pula, sedikitnya 500 tentara Israel didiagnosis menderita trauma psikologis sejak awal agresi pendudukan terhadap Gaza. Pusat-pusat rehabilitasi terpaksa dibuka untuk mengobati sejumlah besar tentara yang terluka secara psikologis maupun fisik dalam pertempuran sengit di Jalur Gaza.
Baca: PBB vs Amerika, Perang Angka Korban Gaza
Surat Kabar Haaretz juga melaporkan bahwa sebanyak 500 tentara Israel saat ini mengalami kekacauan psikologis dan gangguan stres pasca-trauma. Sumber medis Israel mengungkapkan mereka yang terluka dalam pertempuran di Gaza menderita trauma psikologis yang parah dan mimpi buruk yang mengganggu akibat pemandangan perang yang mengerikan.