Ikhbar.com: Perdana Menteri Malaysia, Datuk Sri Anwar Ibrahim, menegaskan bahwa kekejaman Israel di Gaza tidak dimulai dari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Ia juga mempertanyakan konsistensi dunia Barat dalam mengajarkan hak asasi manusia (HAM) dan demokrasi, tetapi gagal menghentikan tindakan Israel yang jelas-jelas melanggar hak asasi.
Saat berbincang dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di sela-sela Forum Ekonomi Timur, di Vladivostok, Rusia, Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa narasi yang banyak diambil dari media Barat menyatakan bahwa konflik ini bermula pada 7 Oktober 2023, saat serangan Hamas terhadap Israel.
Namun, Anwar menegaskan bahwa permasalahan di Gaza berakar dari penjajahan Israel terhadap Palestina yang dimulai sejak nakba pada tahun 1948.
Baca: Postingan PM Malaysia tentang Pembunuhan Bos Hamas Dihapus Facebook
“Itu semua bermula karena ketidakmauan Israel untuk menerima resolusi PBB, dan kekerasan berkelanjutan oleh pemukim Yahudi di Tepi Barat,” ungkapnya, dikutip pada Senin, 9 September 2024.
Anwar Ibrahim menekankan pentingnya menempatkan narasi dengan benar agar solusi untuk konflik Gaza dapat dicapai. Ia memuji posisi Rusia, Tiongkok dengan Menteri Luar Negerinya, Wang Yi, yang aktif dalam menangani konflik ini, serta dukungan yang datang dari banyak negara di dunia yang mengakui Palestina sebagai negara.
Kekerasan yang ditunjukkan Israel, menurutnya, telah menghalangi kemerdekaan Palestina. Anwar menyoroti dukungan penuh Amerika Serikat terhadap Israel, yang tampak merayakan kekejaman yang dilakukan terhadap Palestina.
“Itulah mengapa saya bertanya kepada rekan-rekan saya, bahkan di Barat, di manakah kemanusiaan? Di mana kalian yang berbicara tentang keadilan? Di mana kalian yang datang menceramahi kami tentang hak asasi manusia dan demokrasi? Mengapa ada kontradiksi dalam perlakuan terhadap isu yang terjadi di dunia?” kata PM Malaysia.
Ia melanjutkan dengan menyampaikan pentingnya menentang segala bentuk penjajahan.
“Dan yang kita inginkan di dunia saat ini adalah pesan yang konsisten dan menyeluruh, ya kita menghormati kebebasan, ya kita menghormati martabat laki-laki dan perempuan, ya kita harus menentang segala bentuk penjajahan,” ujarnya.
Baca: DPR Indonesia-Malaysia Bentuk Forum Parlemen untuk Kemerdekaan Palestina
PM Malaysia menekankan bahwa isu di Palestina bukan hanya terbatas di Gaza, tetapi mencakup seluruh wilayah Palestina. Ia menggambarkan realitas yang dihadapi oleh rakyat Palestina, termasuk perampasan tanah, penindasan, dan perlakuan yang tidak manusiawi.
“Itulah mengapa. Saya tahu saya berasal dari negara kecil, kami tahu batasan kami, itulah mengapa kami berterima kasih kepada sahabat kami di sini atas dukungannya,” tambah Anwar.
Ia menegaskan bahwa Israel telah menciptakan banyak masalah, tidak hanya bagi dunia Muslim, tetapi juga bagi mereka yang memperjuangkan kebebasan dan keadilan.
“Karena orang-orang menyatakan, mengapa anda tidak melakukan sesuatu di saat orang-orang (Palestina) dibunuh setiap harinya? Itu adalah poin saya,” pungkasnya.