Ikhbar.com: Pakistan turut meramaikan 2024 sebagai tahun politik dan peralihan kepemimpinan, sebagaimana yang dilakukan puluhan negara di dunia lainnya, seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Rusia, India, hingga Indonesia.
Pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) di negara berpenduduk hampir 250 juta jiwa itu dijadwalkan digelar pada Kamis, 8 Februari 2024, pekan ini. Mereka akan memilih pejabat pemerintah dan anggota parlemen baru untuk masa jabatan lima tahun ke depan.
Mengutip analisis dari Al Jazeera, pada Senin, 5 Februari 2024, tahun politik di Pakistan kali ini diwarnai dengan berbagai peristiwa menarik, iklim politik yang berubah-ubah, hingga kemunculan banyak tokoh yang masih memiliki garis keturunan dengan para politikus kawakan sebelumnya.
Berikut adalah daftar partai dan kekuatan politik di Pakistan yang diprediksi akan bersaing ketat pada pemilu tahun ini:
Baca: Presiden Senegal Tunda Pilpres secara Sepihak, Sall: Bukan Upaya Perpanjangan Masa Jabatan
Adik Sharif, Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PMLN)
LPMN merupakan partai politik (parpol) berhaluan tengah yang dipimpin mantan Perdana Menteri, Nawaz Sharif. Parpol ini pernah menjadi peraup suara mayoritas hingga berhasil berkuasa selama tiga periode hingga 2013.
Sayangnya, Sharif harus dicopot dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Pakistan pada 2017 karena tuduhan korupsi. Bersama putrinya, Maryam, ia dijatuhi hukuman penjara selama 10 tahun pada 2018, beberapa hari sebelum pemilu yang digelar pada tahun itu berakhir.
Adik laki-laki Nawaz, Shehbaz Sharif (72) masuk dalam daftar politisi yang berpotensi meraih jabatan pada pemilu ini. Dia pernah menjabat Ketua Menteri dari Koalisi Punjab, yang berkuasa pada 2022. Para pendukungnya menjuluki Shehbaz sebagai “Si Gesit” karena energi dan gaya penyampaiannya yang dinilai serba-cepat, seperti pada proyek pembangunan infrastruktur berupa proyek Bus Metro di Lahore. Namun, setelah 16 bulan menjadi perdana menteri, terjadi hiperinflasi hingga akhirnya mendapat serangan tajam dari kubu oposisi.
Di sisi lain, Nawaz kini telah kembali ke Pakistan sejak Oktober 2023 setelah empat tahun menjalani pengasingan di Inggris. Ia pulang setelah pengadilan mambatalkan tuduhan korupsi terhadapnya pada beberapa minggu sebelumnya. Para pengamat politik Pakistan memprediksi, hal tersebut juga bisa menjadi jalan kembali berkuasanya Nawaz, terutama atas dorongan kelompok militer.
Keluarga Khan, Pakistan Tehreeke-Insaf (PTI)
PTI didirikan sebagai saluran polittik marga Khan di Pakistan. Parpol tersebut kini dipimpin Gohar Ali Khan yang membawanya untuk lebih condong ke aliran sayap kanan tengah.
Khan pernah berkuasa sebagai perdana menteri pada Pemilu 2018. Namun, beberapa tahun kemudian, pihak militer yang mulanya menjadi pendukung justru berbalik menentang dan menggulingkannya melalui mosi tidak percaya di parlemen.
Khan menuduh AS berada di balik konspirasi penggulingannya tersebut dengan melakukan kongkalikong dengan pihak militer serta para pesaingnya. Setelah dipecat, PTI terus menggelorakan aksi demonstrasi dengan tuntutan segera diselenggarakannya pemilu dini.
Hingga kemudian, aksi protes kian brutal ketika Khan ditangkap pada Mei 2023 atas tuduhan korupsi. Pendukungnya mengamuk dan menargetkan perusakan sarana dan orang-orang baik dari militer maupun sipil.
Dampaknya, PTI dibekukan sebagai peserta Pemilu 2024. Ribuan kadernya ditangkap. Meski para kandidatnya beralih ke jalur independen, tetapi para analis masih menaruh pertimbangan atas kemenangan kelompok tersebut, yang kemudian akan memunculkan tokoh baru dari keluarga Khan.
Dinasti Bhutto, Partai Rakyat Pakistan (PPP)
PPP merupakan parpol di Pakistan berhaluan kiri-tengah yang dipimpin Bilawal Bhutto Zardari. Bersama sang ayah, Asif Ali Zardari, ia terus berupaya untuk kembali meraih kejayaan karena pernah berkuasa di masa silam, yakni pada 1988 dan pada 2008.
PPP didirikan Zulfikar Ali Bhutto, ayah dari Perdana Menteri Benazir Bhutto, perempuan pertama yang memimpin Pakistan pada 1988.
Keturunan Dinasti Bhutto kini menyatakan bersiap untuk kembali bersaing dalam pemilu. Bhutto Zardari kini menjabat Menteri Luar Negeri Pakistan setelah penggulingan Khan.
Bhutto Zardari dikenal sebagai politisi muda di tengah negara yang didominasi kepemimpinan laki-laki berusia 70-an. Manifesto dan kampanyenya pun berfokus pada upaya menjalin hubungan dan potensi raupan suara mayoritas dari kalangan muda.
Baca: Khalifah Abu Bakar As-Shidiq Tolak Dinasti Politik
Kader Pervez Musharraf di Jamaat-e-Islami (JI)
Dipimpin oleh Siraj ul Haq, JI merupakan partai sayap kanan dengan manifestonya berpusat pada syariat Islam. JI merupakan salah satu partai politik tertua di Pakistan, tetapi sering gagal dalam meraih kesuksesan lewat pemilu.
JI telah kehilangan kekuasaannya selama beberapa dekade. Keberhasilan terakhirnya terjadi pada pemilu 2002 di bawah pemerintahan Presiden Pervez Musharraf, seorang jenderal yang mengambil alih kekuasaan melalui kudeta.
Pada pemilu tahun ini, JI menargetkan kemenangan dengan menjagokan pemimpinnya yang relatif muda, yakni Hafiz Naeem. Di tangan Naeem, partai keagamaan tersebut mencoba untuk tampil lebih moderat dan berpusat pada pembangunan yang diharapkan dapat menarik pemilih.
Selain aliansi-aliansi tersebut, para analis Pakistan juga memperkirakan masih banyak dendam politik yang akan ditampilkan para politisi lain di panggung pemilu tahun ini.