Ikhbar.com: Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah menjaring 20 calon mahasiswa program magister dan doktoral untuk kuliah di luar negeri. Proses seleksi yang dibuka sejak 22 Agustus 2023 itu diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu seleksi administrasi dan wawancara.
Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdallah mengatakan, program bernama NU Scholarship itu akan membantu mahasiswa-mahasiswa dari kalangan nahdiyin untuk melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri, baik di kawasan Timur maupun Barat.
Kiai yang akrab disapa Gus Ulil itu menjelaskan, negara Barat yang dimaksud meliputi Kanada, Amerika Tengah, Eropa Barat, United Kingdom, Australia, dan New Zealand. Sedangkan negara-negara Timur mencakup Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Hongkong.
“Mereka dipersiapkan untuk perkuliahan musim gugur 2025,” ungkap Gus Ulil, saat memberikan sambutan pada technical meeting awardee NU Scholarship, dikutip pada Senin, 13 November 2023.

Baca: Sarjana Hukum, Bisnis, dan Humaniora Mesir ‘tak Laku,’ Bagaimana dengan Indonesia?
Ia menambahkan, program ini tidak menyasar negara-negara Arab atau Timur-Tengah sebagai tujuan pendidikan. Pasalnya, kawasan tersebut sudah dikelola lembaga lain, salah satunya Rabithah Ma’ahid Islamiyah atau RMI PBNU.
Sementara itu, Ketua Lakpesdam PBNU, Hasanudin Ali mengatakan, pihaknya memprioritaskan program untuk kader-kader NU yang secara akademis fokus di bidang science, technology, engineering, and mathematics (STEM). Meskipun begitu, beasiswa ini juga terbuka untuk konsenstrasi Islamic Studies dan Humaniora.
“Lima hingga sepuluh tahun ke depan mereka akan menjadi kader yang cakap dan mengerti perkembangan zaman sehingga khidmah di NU bisa lebih berkualitas,” ungkapnya.
Direktur Program NU Scholarship, Dr. Muhamad Syauqillah menceritakan tentang bagaimana kompetitifnya seleksi program ini berlangsung. Ia mencatat, pihaknya berupaya keras agar proses seleksi yang sudah dilakukan itu menghasilkan output yang objektif.
“Di internal kami sering berdiskusi tentang variabel-variabel yang dipertimbangkan untuk mengerucutkan seratusan pelamar, menjadi hanya 20 awardee yang lulus seleksi dan memperoleh hak pendampingan beasiswa,” ujar Syauqi.
Ia menambahkan, dalam prosesnya, para awardee akan menerima pendidikan Bahasa Inggris sampai memperoleh sertifikat International English Language Testing System (IELTS). Di samping itu, mereka juga akan didampingi oleh mentor-mentor yang berpengalaman, hingga mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) atau surat yang membuktikan seseorang telah diterima menjadi mahasiswa di universitas yang dituju.
Baca: Dirut Gagas Ikhbar Academy untuk Perdalam Perspektif Kreativitas Digital Anak Muda
Salah seorang awardee NU Scholarship asal Cirebon, Agung Firmansyah, yang juga merupakan Direktur Utama (Dirut) PT. Ikhbar Metamesta Indonesia (Ikhbar.com) mengungkapkan rasa terima-kasihnya kepada Lakpesdam PBNU karena mendapatkan kesempatan untuk mengikuti peluang istimewa ini.
Ia mengaku, proses pendampingan yang akan dilaluinya adalah kesempatan untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan, terutama dalam berbahasa Inggris dan sejumlah soft skill yang akan membantunya beradaptasi dengan lingkungan pendidikan di luar negeri.
“Program ini diawali secara kompetitif dan selektif. Jadi, sebagai penerima manfaat, sudah semestinya seluruh awardee bersemangat dan mengatasi tantangan yang akan dihadapi,” ungkapnya.