Ikhbar.com: Presiden Joko Widodo meminta agar kekejaman Israel terhadap Palestina segera dihentikan. Presiden menyerukan adanya gerakan dari dunia untuk menyetop kekerasan yang terjadi di Jalur Gaza.
Menurut Presiden Jokowi, saat ini dunia seakan tidak berdaya dan hanya mampu menonton kezaliman tersebut.
“Satu bulan telah terjadi kekejaman ini, dan dunia seolah-olah tidak berdaya. Lebih dari 7,9 miliar penduduk dunia dan lebih dari 190 pimpinan negara, tapi sampai saat ini, tak satu pun yang mampu menghentikan kekejaman ini,” katanya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi, sebagaimana dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Ahad, 12 November 2023.
Baca: Kota Gaza telah Kosong, hanya Tersisa Ledakan dan Jeritan
Oleh karena itu, Presiden Jokowi berharap negara-negara peserta OKI bisa bersatu dan berdiri paling depan untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza. Presiden menyebut, tanpa gencatan senjata, situasi di Gaza tidak akan pernah membaik.
“Dan Israel telah menggunakan narasi self defense dan terus melakukan pembunuhan rakyat sipil,” tutur Jokowi.
Dia menyebut hal itu merupakan sebuah collective punishment. “Kita semua harus mencari jalan agar Israel segera melakukan gencatan senjata,” kata Presiden Jokowi.
Dia juga meminta bantuan kemanusiaan agar dipercepat dan diperluas jangkauannya. “OKI harus mengusulkan mekanisme bantuan yang lebih predictable dan sustainable,” ucap Presiden Jokowi.
Baca: Standar Ganda Amerika di antara Perang Rusia vs Ukraina dan Serangan Israel ke Gaza
“Indonesia juga telah mengirim bantuan kemanusiaan dan ke depan akan menambahkan lagi,” sambung dia.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa Indonesia menolak menempuh cara “one state solution” atau solusi binasional dalam penyelesaian perang di Jalur Gaza.
“OKI harus mendesak agar perundingan damai dimulai kembali segera, demi terwujudnya two state solution dan menolak pemikiran one state solution, karena pasti Palestina yang dikorbankan,” ujar Jokowi.
Presiden mengatakan, jika memang mekanisme kuartet diplomatik sudah tidak dapat diandalkan untuk penyelesaian Israel-Palestina, OKI harus mendorong proses negosiasi damai lewat format baru.
“Indonesia siap berkontribusi dalam negosiasi tersebut,” kata Presiden.