Ikhbar.com: Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI mendapat sanjungan dari Menteri Agama Malaysia, H.E. Senator Dato Setia Dr. Haji. Mohd Na`im Mokhtar. Ia menyebut bahwa lembaga yang dipimpin Prof. Dr. KH. Noor Achmad, MA itu telah menjadi teladan tata kelola zakat di dunia.
Hal disampaikan Mohd Na`im saat menjadi narasumber dalam World Zakat And Waqf Forum (WZWF) Annual Meeting and Conference 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, pada Sabtu, 2 November 2024.
“Baznas RI terus berinovasi di tengah perkembangan zaman. Karena hal itu, mereka layak dijadikan teladan lembaga pengelola zakat di seluruh dunia,” ujar Mohd Ni’am dikutip dari laman Baznas pada Senin, 4 November 2024.
Salah satu inovasi Baznas RI yang mencuri perhatian Kemenag Malaysia adalah metode pengumpulan zakat secara digital. Upaya ini, ujar Mohd Ni’am, membuat Baznas menjangkau komunitas-komunitas yang kurang terlayani.
Baca: 19.000 Lebih Santri telah Terima Beasiswa Baznas
“Selain itu, melalui terobosan tersebut, Baznas RI mampu memastikan penyediaan perawatan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar bagi jutaan orang,” katanya.
Lebih lanjut, ia menilai inisiatif yang dilakukan Baznas RI dapat menjadi acuan bersama, bahwa zakat dapat memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan sosial melalui inovasi teknologi.
“Sebab upaya tersebut mampu memanfaatkan zakat untuk pemberdayaan umat kian mendesak pada beberapa tahun terakhir,” ujar dia.
“Dalam beberapa dekade terakhir, kesenjangan antara si kaya dan si miskin telah melebar ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, ia menilai bahwa zakat bisa menjadi salah satu solusi dalam mengurangi kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin di dunia ini.
“Zakat, dengan tujuan intrinsiknya untuk mendistribusikan kekayaan, memiliki kekuatan untuk mengatasi ketidakadilan ini, menjangkau mereka yang terpinggirkan dan diabaikan,” ucapnya.
Di sisi lain, Mohd Ni’am menyebut bahwa zakat merupakan instrumen yang transformatif. Selain itu, zakat juga menjadi sarana untuk memberantas kemiskinan, merangsang aktivitas ekonomi dan memupuk kohesi sosial.
“Bayangkan sebuah dunia dimana setiap orang yang mampu memenuhi kewajiban zakat mereka, mendukung pendidikan, perawatan kesehatan, dan pemenuhan kebutuhan hidup bagi mereka yang membutuhkan. Visi ini dapat dicapai, dan merupakan visi yang harus kita perjuangkan tanpa henti,” tutur Mohd Na’im.
Baznas sukses mencapai target pengumpulan zakat (tidak termasuk dana titipan) sebesar Rp1 triliun pada triwulan ketiga tahun 2024, naik dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp882 miliar.
Secara terpisah, Pimpinan Baznas RI Bidang Pengumpulan, Rizaludin Kurniawan menyebut keberhasilan ini tak lepas dari sejumlah strategi, seperti penguatan literasi zakat untuk masyarakat, optimalisasi kerja fundraiser, penguatan layanan pemberi zakat, dan digitalisasi untuk kemudahan akses dan transparansi tata kelola zakat.
“Baznas juga memaksimalkan branding lembaga untuk membangun citra positif dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Baznas sebagai lembaga pengelola zakat yang profesional,” tandasnya.