Ikhbar.com: Tokoh dari Pesantren Syaikhona Muhammad Kholil Demangan di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Lora Ismail Al-Kholili, menyampaikan kritik tajam mengenai mindset viralitas yang diadopsi Generasi Z, dalam sebuah forum bertajuk Majelis Subuh GenZI, di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
“Generasi Z (GenZI/Generasi Z Islami) itu generasi unik, generasi stroberi, generasi yang menarik dari luar, tapi lembek di dalam, karena memang mengalami krisis role model (teladan atau panutan),” ungkap Lora Ismail, dikutip dari ANTARA, pada Ahad, 8 September 2024.
Menurutnya, generasi ini mengalami krisis teladan yang disebabkan mindset viralitas. Ia menjelaskan bahwa Generasi Z mengukur kesuksesan dan eksistensi seseorang berdasarkan seberapa viral konten yang mereka unggah di media sosial.
Baca: Pesantren ala Nabi
“Nggak eksis kalau nggak viral. Jadi berharga, bermakna, atau berpengaruh-tidaknya seseorang itu diukur dari postingan yang viral,” ujarnya.
Ia menambahkan, konsep viralitas ini sangat dipengaruhi penggunaan gadget. Seseorang dianggap tidak berharga jika unggahannya tidak viral.
“Bahkan, jika ada postingan yang kurang viral, maka langsung di-delete,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Lora menggarisbawahi bahwa cara berpikir yang berfokus pada viralitas ini memiliki dua dampak negatif. Pertama, adanya budaya instan yang dihasilkan kemudahan teknologi, dan kedua, munculnya masalah mental.
“Kalau kita dimanjakan oleh teknologi atau dipengaruhi gadget, maka kita akan menjadi mager atau malas gerak,” tuturnya.
Sebagai solusi, Lora mengajak generasi muda untuk meneladani Nabi Muhammad Saw dalam menjalani proses, berjuang, dan bersabar.
Baca: Ustaz Hanan Attaki Kisahkan Sikap Nabi terhadap Sahabat yang Gagal Move On
“Ikhtiar itu penting, karena Nabi mengatakan Allah itu tidak menuntut hasil, tapi melihat proses,” tambahnya.
Lora Ismail mengingatkan bahwa Nabi Saw sendiri mengalami berbagai kesulitan dalam menjalani hijrah, meski sebelumnya telah mendapat pengalaman luar biasa saat di Arsy.
“Kenapa Nabi mau hijrah? Karena Nabi mengajarkan kita untuk ikhtiar, effort, berproses, dan selalu bersabar,” tegasnya.
Selain dampak instan, ia juga menyoroti dampak kedua dari mindset viralitas, yaitu masalah kesehatan mental.
“Dari sisi umur memang kelihatan muda, tapi mindset viralitas justru membuatnya mudah menderita penyakit kejiwaan,” ungkapnya, seraya menekankan pentingnya menerima takdir yang ditentukan oleh Allah.
Ia mengajak generasi muda untuk meneladani Nabi yang tidak hanya mau berproses, tetapi juga menerima segala hasil yang ditakdirkan Allah, karena tidak ada takdir yang tidak baik dalam pandangan-Nya.