Ikhbar.com: Jemaah haji asal Palestina, Abu Anas Abu Rahal berharap bisa mendapatkan harga sewa penginapan atau hotel yang lebih murah untuk tinggal selama sepekan di Tanah Suci. Pasalnya, biaya minimum haji tahun ini naik menjadi 26.000 riyal atau sekitar Rp104.023.679.
Pria berusia 65 tahun itu berjuang untuk membayar tagihan meskipun telah memilih paket termurah, termasuk dengan memilih jalur darat dan berbagi kamar hotel dengan jamaah lainnya.
“Saya meminta opsi keempat, dengan hotel yang lebih jauh yang bisa setengah lebih murah. Harga dan pilihan yang telah diberikan jujur saja, sangat memberatkan,” kata Abu Rahal, dikutip dari Reuters, Selasa, 27 Juni 2023.
Baca: Israel Pasrah tak Bisa Berangkatkan Haji Tahun Ini
Abu Rahal mengatakan, jemaah haji tahun lalu membayar harga yang sama untuk paket yang mencakup hingga fasilitas penerbangan.
“Demi masjid suci dan melihat ka’bah, semuanya memang worth it (sepadan), tapi kondisi ekonomi saat ini sangat sulit,” imbuhnya.
Abu Rahal adalah satu dari dua juta lebih jemaah haji yang akan menjalani rangkaian ibadah haji di Makkah dan Madinah dalam sepekan ini. Dia juga menjadi satu orang yang lantang memprotes dan mengeluhkan inflasi global yang mengakibatkan terkereknya harga paket layanan haji.
Di sisi lain, haji merupakan sumber pendapatan utama bagi pemerintah Saudi. Pemasukan itu didapat dari biaya sewa penginapan, transportasi, biaya layanan, dan oleh-oleh.
Menurut catatan resmi 2019, Kerajaan Arab Saudi memperoleh sekitar 12 miliar dolar Amerika Serikat per tahun dari 2,6 juta jemaah haji dan 19 juta pengunjung lainnya untuk umrah.
Banyak peziarah mengaku senang melakukan perjalanan spiritual dan membeli oleh-oleh untuk anggota keluarga mereka meskipun dengan harga yang mahal.
“Bahkan jika saya harus menjual segalanya untuk datang (untuk haji), saya akan melakukannya. Saya sudah menunggu momen ini selama tiga tahun,” kata Alameer Eid Al-Omar (52), seorang jemaah haji asal Mesir.