Ikhbar.com: Pemerintah Israel pesimis jamaah haji dari negaranya dapat diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah tahun ini. Pasalnya, upaya normalisasi hubungan Israel dan Arab Saudi belum juga menemui kata sepakat. Bahkan, kebijakan tersebut berpotensi mengecilkan prospek normalisasi yang dimediasi Amerika Serikat (AS) dengan Arab Saudi.
Dengan masuknya waktu pelaksanaan haji sejak 25 Juni lalu, Kementerian Transportasi Israel melaporkan tidak ada maskapai penerbangan yang mendaftar khusus tujuan Saudi.
“Mungkin untuk haji berikutnya kami akan membantu dalam masalah ini, dan penerbangan (langsung) akan berangkat dari sini,” kata Penasihat Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi, dikutip dari Reuters, Senin, 27 Juni 2023.
Baca: 4.500 Jemaah Haji Asal Israel Berharap Bisa Terbang Langsung ke Arab Saudi
Hanegbi melanjutkan, normalisasi adalah alan keluar. Karena, menurutnya, itu akan bergantung pada penanganan ketegangan antara Riyadh dan Washington.
“Karena kami pikir perjanjian Saudi-AS adalah pendahulu untuk setiap perjanjian damai (Israel) dengan Riyadh, kami menilai bahwa itu tidak akan memiliki peluang besar untuk direalisasikan,” ujar Hanegbi.
Di lain pihak, Pemerintah AS menggambarkan normalisasi Israel-Saudi sebagai kepentingan keamanan nasional mereka. Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken mengatakan, pihaknya akan tetap bekerja untuk melakukan normalisasi dalam beberapa hari, minggu, dan bulan ke depan.
Mengutip Maariv, sebanyak 2.700 orang Israel telah berhaji lewat jalur penerbangan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain pada 2022 lalu. Untuk tahun ini, angka tersebut diperkirakan meningkat hampir dua kali lipat menjadi 4.500 jemaah.
Dalam langkah bersejarah tahun lalu, Arab Saudi mengumumkan membuka wilayah udaranya untuk semua penerbangan sipil, beberapa jam sebelum Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menjadi pemimpin pertama yang terbang langsung dari Israel ke Negara Teluk. Namun, harapan pada saat itu Riyadh juga akan mengumumkan persetujuan penerbangan haji langsung belum terwujud.