Ikhbar.com: Kelompok perjuangan Palestina, Hamas, mengkritik tindakan Israel yang merekrut pencari suaka dari Afrika untuk berperang di Jalur Gaza. Mereka menilai langkah ini sebagai upaya baru dari rezim Zionis untuk mengatasi kekurangan kekuatan militer dalam konflik yang sedang berlangsung.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Ahad, 15 September 2024, Hamas menyebut bahwa pasukan Israel merekrut pencari suaka Afrika dengan imbalan hak tinggal, yang menunjukkan krisis moral yang dialami entitas Zionis tersebut.
“Perekrutan ini merupakan pelanggaran terhadap aturan dasar hak asasi manusia, dengan mengeksploitasi kebutuhan imigran dan pencari suaka,” demikian isi pernyataan itu, dikutip dari ANTARA, pada Senin, 16 September 2024.
Baca: Yaman Rudal Israel, Zionis Klaim Meleset
Hamas menuduh bahwa militer Israel memanfaatkan para pencari suaka, dengan menawarkan mereka status sebagai penduduk permanen sebagai imbalan untuk terlibat dalam konflik.
Mereka mendesak komunitas internasional dan organisasi hak asasi manusia untuk mengutuk tindakan yang dianggapnya rasis ini.
Gerakan Palestina ini juga meminta agar para pemimpin Israel yang terlibat dalam pelanggaran berat terhadap hukum perang dan hak asasi manusia diadili.
Dalam beberapa bulan terakhir, laporan menunjukkan bahwa tentara Israel telah menggunakan tentara bayaran asing dalam operasi-operasi militer yang mengakibatkan banyak korban di Gaza.
Baca: Yahudi Israel Racuni Puluhan Domba Milik Warga Palestina
Langkah perekrutan ini muncul di tengah penolakan dari kalangan warga Yahudi ultrakonservatif terhadap permintaan wajib militer dari pemerintah Israel, untuk berpartisipasi dalam perang yang mereka sebut sebagai genosida di Gaza.
Sekitar 30.000 pencari suaka Afrika saat ini tinggal di Israel, dan laporan media mengindikasikan bahwa mereka digunakan dalam operasi berbahaya di wilayah konflik.