Ikhbar.com: Intelijen Amerika Serikat (AS) mengeklaim pihaknya mendengar rencana serangan besar Iran terhadap Israel yang akan dilakukan pekan ini. Informasi tersebut didapat dari analisa intelijen Israel.
Dikutip dari Axios, Juru bicara Gedung Putih, John Kirby memprediksi serangan tersebut dilakukan Iran sebelum upaya perundingan gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas pada Kamis, 15 Agustus 2024 mendatang.
“Israel berpendapat ada kemungkinan yang semakin besar bahwa Iran dan proksinya akan melakukan serangan dalam beberapa hari mendatang,” ujar dia dikutip pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Sebagai bentuk antisipasi, Kirby mengeklaim pihaknya telah berkoordinasi dengan Israel dalam upaya membendung serangan Iran.
Baca: HUT Ke-79 RI, Penasihat Presiden Palestina: Semoga Indonesia Selalu Diberkahi Allah
Ia menjelaskan, Presiden Biden telah berbicara melalui telepon pada Senin, 12 Agustus 2024 dengan rekan-rekannya dari Inggris, Jerman, Perancis dan Italia untuk membahas situasi di Timur Tengah.
“Mereka membahas cara-cara untuk melindungi Israel, memajukan kesepakatan untuk pembebasan sandera dan gencatan senjata di Gaza serta mencegah serangan Iran,” katanya.
Para pejabat Israel dan Amerika Serikat menyebut bahwa Iran telah melakukan beberapa langkah signifikan untuk menyiapkan unit rudal dan drone-nya.
Mereka menjelaskan bahwa persiapan yang dilakukan Iran itu serupa dengan perencanaan sebelum serangan terhadap Israel pada April lalu.
“Meski demikian, pihak Israel dan AS tidak mengetahui secara pasti kapan Iran akan memulai serangannya,” katanya.
Balas dendam kematian Ismail Haniyeh
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei bersama pejabat senior politik dan militer lainnya menegaskan bahwa negaranya akan membalas pembunuhan Ismail Haniyeh yang dilakukan Israel di Teheran bulan lalu.
Selain itu, Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah juga berjanji untuk menanggapi serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan penasihat militer, utamanya pada bulan Juli.
Ancaman Iran tersebut membuat sejumlah negara ketar-ketir. AS, Inggris, Perancis, Jerman dan Italia kompak meminta Iran untuk menahan serangan besar-besaran ke Israel. Mereka menilai serangan tersebut hanya akan mengancam keamanan Iran itu sendiri.
Dikutip dari TASS, pihak Israel telah memerintahkan personel militernya yang ditempatkan di Azerbaijan serta Georgia untuk segera kembali. Imbauan tersebut disampaikan sebagai bentuk antisipasi akan serangan Iran.
Dikutip dari laman Shafaq, Komite Koordinasi Perlawanan Irak (IRCC) memperingatkan bahwa mereka akan memberi respons jika Iran dibom melalui wilayah udara Irak.
IRCC mencakup faksi-faksi Syiah bersenjata yang didukung Iran, termasuk Kataib Hezbollah, Asaib Ahl Al-Haq, Kataib Sayyid al-Shuhada, dan Harakat Hezbollah al-Nujaba, yang sebelumnya mengklaim serangan terhadap target militer AS di Irak.
“Meskipun serangan brutal terhadap rakyat kami dan perlawanan terus berlanjut, kekuatan arogansi memprioritaskan keamanan entitas Zionis di atas keamanan regional, mengabaikan kedaulatan Irak dan kepentingan negara-negara yang menentang kebijakan kriminal mereka,” kata IRCC.
“IRCC tidak dibatasi, dan jika pasukan AS menargetkan rakyat kami di Irak atau menggunakan wilayah udaranya untuk menyerang Iran, respons kami tidak akan dibatasi,” ujarnya.