Ikhbar.com: Pemanasan global kian meluas ke wilayah yang semula tidak dipetakan sebagai zona terdampak. Para ilmuwan mengatakan, laporan tentang suhu rata-rata bumi menunjukkan polutan yang dilepaskan manusia telah menyebabkan suhu memanas dan memengaruhi ekosistem.
“Perubahan temperatur adalah salah satu cara planet memberi tahu kita bahwa memang ada sesuatu yang salah,” kata mereka, dikutip dari Time, Sabtu, 15 Juli 2023.
Tanda-tanda tekanan iklim dibuktikan dengan makin banyaknya terumbu karang yang sekarat, Nor’easters (topan pantai timur Amerika) yang lebih intens, dan kebakaran hutan di sebagian besar Amerika Utara.
Baca: Arab Saudi bakal Dilanda Badai Angin dan Debu Beracun
Organisasi Meteorologi Dunia juga telah memprediksi dalam satu dari lima tahun ke depan, El Nino alias periode pemanasan perairan Samudra Pasifik akan menjadi rekor terpanas, mengalahkan tahun 2016.
Data yang baru diterbitkan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (2023) mendokumentasikan suhu laut yang panas telah muncul di Atlantik Utara. Hal itu terjadi seiring adanya gelombang panas laut ekstrem di dekat Irlandia, Inggris, dan Laut Baltik.
Selain itu, kawasan baru yang terdampak perubahan iklim adalah laut Antartika. Pada 27 Juni 2023, National Snow and Ice Data Center mencatat, lapisan es di perairan itu menyusut ke rekor terendah, yaitu pada luas 11,7 juta kilometer persegi.
Baca: Mengapa Arab Saudi Sangat Panas?
“Permukaan laut hanya ditutupi 2,6 juta kilometer persegi lembaran es. Luas ini lebih kecil dari data rata-rata untuk tanggal tersebut pada periode 1981-2010,” tulis mereka.
“Dengan kata lain, area yang hampir empat kali ukuran Texas hilang dari lapisan es,” sambung laporan tersebut.