Ikhbar.com: Pemerintah China saat ini China tengah menggodok aturan untuk mempermudah pernikahan tetapi mempersulit perceraian. Pasalnya, semakin banyak anak muda yang lebih memilih untuk tetap melajang di tengah angka kelahiran bayi yang kian menurun.
Kementerian Urusan Sipil China merilis rancangan amandemen Peraturan Pendaftaran Pernikahan pada bulan ini dan menyebutnya sebagai perubahan penting untuk membangun keluarga bahagia dan harmonis. Perubahan ini juga berpeluang untuk menerima masukan publik hingga 11 September 2024 mendatang.
“China tengah mengalami kemerosotan populasi dengan cepat serta menua dengan lebih cepat. Situasi ini membuat pemerintah harus menghadapi krisis demografi,” bunyi rilis tersebut, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Rabu, 28 Agustus 2024.
Baca: Ada-ada Saja! China Sediakan Panti Jompo tapi untuk Anak Muda
Berdasarkan rancangan peraturan baru tersebut, pasangan calon pengantin bisa menikah hanya bermodalkan dengan kartu identitas yang menunjukkan tempat tinggal mereka. Sebelumnya, mereka juga memerlukan pendaftaran rumah tangga resmi dan hanya bisa menikah di tempat mereka mendaftar.
Rancangan aturan baru nantinya juga akan mempersulit perceraian. Aturan tersebut memuat soal masa tunggu selama 30 hari apabila salah satu pihak menarik kembali permohonan mereka. Hal ini hanya berlaku untuk permohonan perceraian yang diajukan di kantor pendaftaran, bukan perceraian melalui gugatan hukum.
Menurut Kementerian, masa tunggu tersebut bertujuan untuk mengurangi perceraian impulsif. Hal tersebut menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat China. Tak sedikit dari netizen di China beranggapan bahwa rancangan revisi undang-undang tersebut dapat memperpanjang pernikahan tidak bahagia dan membatasi kebebasan pribadi.
Juru bicara Kementerian mengatakan revisi aturan tersebut berfokus untuk memudahkan orang menikah, karena banyak orang tidak tinggal di tempat rumah tangga mereka terdaftar. Pihaknya juga menekankan, aturan tersebut tidak akan memengaruhi hak untuk bercerai.
“Mereka masih dapat mengajukan gugatan cerai atau mengajukan gugatan hukum. Jika seseorang merasa terancam oleh pihak lain, mereka dapat mencari bantuan melalui jalur hukum,” kata pihak Kementerian.
Para pembuat kebijakan terus berjuang untuk mendorong kaum muda segera menikah dan memiliki anak.
Baca: Bahasa Mandarin Diajarkan di SD dan SMP Arab Saudi mulai Bulan Ini
Menurut data resmi, sekitar 3,43 juta orang mendaftar untuk menikah dalam enam bulan pertama di tahun 2024. Jumlah tersebut turun sebanyak 12% dari tahun lalu dan menjadi angka terendah dalam satu dekade terakhir.
Sementara itu, Biro Statistik Nasional China menyimpulkan, angka kelahiran mengalami penurunan ke rekor terendah 9,02 juta kelahiran pada 2023.