Ikhbar.com: Peringatan Haul ke-14 Presiden RI Abdurrahman “Gus Dur” Wahid melahirkan sebuah amanat Pemilu 2024. Serangkaian imbauan dan pernyataan sikap tersebut dinamakan “Amanat Ciganjur.”
Amanat itu dibacakan oleh lima tokoh, yakni istri mendiang Gus Dur, Ny. Hj. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, mantan Menteri Agama (Menag) KH Lukman Hakim Saifuddin, filsuf, Karlina Rohima Supelli, tokoh Katolik, Romo Benny Susetyo, dan tokoh Kristen, Pendeta Gomar Gultom.
Ketua pelaksana haul sekaligus putri Gus Dur, Inaya Wulandari Wahid menyebut akan menyerahkan amanat tersebut kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), untuk kemudian diteruskan kepada tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) peserta Pemilu 2024.
“Nantinya kita berharap itu akan disebarluaskan kepada para capres, cawapres, calon anggota legislatif (caleg) dan semua yang ikut berkontestasi dalam Pemilu 2024. Kita harapkan itu bisa menjadi amanah, makanya kenapa kita menyebutnya sebagai amanah ciganjur nanti gitu,” jelas Inaya, di sela-sela penyelenggaraan Haul Ke-14 Gus Dur, di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 Desember 2023, malam.
Baca: Haul Gus Dur sebagai Hari Raya Gerakan Kebangsaan
Satu per satu dari tokoh membacakan amanat tersebut. Nyai Sinta memimpin pembacaan amanat lalu dilanjutkan oleh empat tokoh lainnya. Amanat tersebut berisikan syarat Pemilu 2024 yang harus menjunjung tinggi nilai-nilai kesatuan hingga kepentingan rakyat.
“Bahwa kekuasaan politik pada hakikatnya adalah sarana manifestasi kemaslahatan, dalam wujud kesejahteraan dan tegaknya harkat-martabat umat manusia. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, kekuasaan perlu diawasi dan dibatasi agar tidak terjebak dalam otoritarianisme yang justru dapat menghancurkan tujuan baik dari kekuasaan itu sendiri. Demokrasi adalah ikhtiar untuk menjaga agar kekuasaan dapat terkendali dan terkelola dengan baik,” ucap Nyai Sinta saat mengawali membacakan “Amanat Ciganjur.”
Baca: Merawat Pandangan Demokrasi Gus Dur
Berikut pernyataan Lengkap “Amanat Ciganjur” tersebut:
Bismillahirrahmanirrahim
Bahwa kekuasaan politik pada hakikatnya adalah sarana manifestasi kemaslahatan, dalam wujud kesejahteraan dan tegaknya harkat-martabat umat manusia. Untuk dapat mewujudkan tujuan tersebut, kekuasaan perlu diawasi dan dibatasi agar tidak terjebak dalam otoritarianisme yang justru dapat menghancurkan tujuan baik dari kekuasaan itu sendiri. Demokrasi adalah ikhtiar untuk menjaga agar kekuasaan dapat terkendali dan terkelola dengan baik.
Pemilu menjadi penting sebagai wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam demokrasi. Agar Pemilu dapat benar-benar menjadi sarana mewujudkan kemaslahatan tersebut, maka dengan senantiasa memohon petunjuk dan perlindungan Tuhan yang Maha Kuasa, kami menyampaikan pesan dan amanat kepada penyelenggara, pengawas, peserta dan semua warga bangsa yang memiliki hak pilih dalam Pemilu 2024, sebagai berikut:
- Pemilu 2024 harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai perwujudan dari nilai ketuhanan, dijalankan dengan penghormatan penuh terhadap Hak Asasi Manusia, dan menjadi sarana yang adil untuk memperjuangkan harkat dan martabat manusia Indonesia tanpa kecuali.
- Pemilu 2024 harus diarahkan bagi terbentuknya pemerintahan dan pengelolaan negara yang mengutamakan kesejahteraan rakyat, kemakmuran dan kemaslahatan bersama, tidak mementingkan kelompok tertentu, tidak meninggalkan dan meminggirkan satu pun elemen bangsa.
- Pemilu 2024 harus dijalankan secara berkeadaban dengan komitmen penyelenggaraan yang damai, jujur, adil, dan bermartabat. Peserta, penyelenggara, dan pengawas pemilu, juga semua pihak dan segenap rakyat agar benar-benar mencegah tindak kekerasan dan praktik kecurangan. Aparatur dan alat negara, termasuk aparat keamanan, aparat pertahanan, dan aparat penegak hukum harus terjaga netralitasnya.
- Pemilu 2024 harus digunakan sebagai pengikat dalam mengatur berbagai perbedaan kepentingan dan keberagaman, menjaga nilai luhur, hak dan kemerdekaan seluruh warga bangsa yang telah dijamin dan diamanatkan oleh konstitusi sebagai warisan para pendiri bangsa. Pemilu 2024 harus menaati konstitusi sebagai pijakan utama.
- Pemilu 2024 harus dijadikan sebagai konsensus untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa berdaulat dan disegani, memiliki kemandirian dengan segala anugerah sumber daya manusia dan alam yang melimpah, serta memiliki jati diri dan kepribadian yang kuat di tengah peradaban global.
Amanat ini dibuat dengan penuh kesadaran dan pengharapan agar Pemilu 2024 dapat menjadi sarana kemaslahatan bangsa dan bukan sekadar lomba berebut kekuasaan semata yang pada akhirnya hanya akan membawa kehancuran bagi bangsa kita.
Ciganjur, 16 Desember 2023