Ikhbar.com: Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa hampir 60% pelajar Muslim di New York, Amerika Serikat (AS) mengalami perundungan di sekolah. Mereka kerap dibully oleh teman sekelas, terutama sejak serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina pada Oktober 2023 lalu.
Survei bertajuk “Feeling The Hate in Our Schools” itu dilakukan Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) di New York dan dirilis pada Jumat, 13 September 2024 kemarin. Hasilnya menunjukkan bahwa 58,2% pelajar melaporkan mengalami perundungan di sekolah karena mereka beragama Islam.
“Hampir setengah (44,7%) dari pelajar yang mengenakan hijab melaporkan bahwa jilbab mereka ditarik, disentuh secara ofensif, atau mengalami gangguan oleh siswa lain, baik jarang, kadang-kadang, sering, atau sangat sering,” demikian isi laporan tersebut, sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, pada Sabtu, 14 September 2024.
Baca: 3 Karyawan Museum New York Dipecat cuma Gara-gara Pakai Keffiyeh Khas Palestina
Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa 64% pelajar menyaksikan teman Muslim mereka mengalami perundungan di sekolah oleh siswa lain. Hampir 65% pelajar melihat sekolah mereka membuat komentar atau unggahan yang menghina Islam atau Muslim secara online.
Menurut survei, banyak pelajar (43,6%) merasa tidak perlu melaporkan kejadian tersebut karena percaya hal itu tidak akan mengubah apa pun. Survei juga mencatat bahwa 74,6% pelajar mengatakan mereka tidak melaporkan kepada orang dewasa di sekolah tentang perundungan yang dialami karena mereka Muslim.
Laporan itu juga menyoroti adanya peningkatan sentimen anti-Muslim, anti-Arab, dan anti-Palestina di Kota New York.
“Sepanjang 2023, CAIR-NY menerima 555 permintaan bantuan hukum, dengan 43 persen terkait langsung dengan solidaritas Palestina, yang menyoroti pentingnya isu ini,” tambah laporan tersebut.
Baca: Tentara Israel Tembak Kepala Warga AS di Tepi Barat
Selain itu, 32% pelajar melaporkan bahwa pihak sekolah membungkam pendapat mereka tentang Palestina, sementara 13% menghadapi perhatian yang tidak diinginkan dari staf, 11% dari otoritas, 10% mengalami pelecehan online atau doxing, dan 9,5% melaporkan isolasi sosial.
Laporan ini didasarkan pada survei terhadap 500 pelajar Muslim, 91,7% di antaranya bersekolah di sekolah negeri, 4,6% di sekolah charter, dan 3,8% di sekolah swasta non-Islam.