Lakukan Ini jika Anak Ingin Sukses

Ilustrasi anak-anak. IStock

Ikhbar.com: Hari Anak Nasional jatuh pada 23 Juli. Hari spesial yang telah diperingati sejak 1984 itu kini mengangkat tema “Anak Terlindungi, Indonesia Maju.”

Perwujudan tema peringatan Hari Anak Nasional 2023 itu tentu tak lepas dari peran para orang tua. Mereka memberikan andil besar dalam menentukan karakter dan tumbuh kembang anak bangsa.

Orang tua dituntut untuk melakukan komunikasi yang baik kepada anak. Sebab, anak perlu diberikan informasi yang bersifat baik.

Pakar pengasuhan anak asal Amerika Serikat (AS), Margot Machol Bisnow dalam Raising an Entrepreneur (2016) menjelaskan, gaya komunikasi orang tua memiliki andil besar dalam membentuk anak di masa depan. Pernyataan itu ia tegaskan setelah mewawancara 70 orang tua yang membesarkan anak hingga menjadi orang dewasa yang sangat sukses.

Bisnow menyarankan kepada orang tua untuk tidak mengatakan hal-ihwal yang bertumpu pada perolehan nilai secara angka. Dalam risetnya itu, dia menegaskan, tidak semua anak berkeinginan untuk pintar dalam sisi akademis.

Baca: Anak Menurut Al-Qur’an, dari Perhiasan hingga Musuh

Ia menyesali banyak orang tua yang memaksakan kehendaknya sendiri.

Bisnow menegaskan, orang tua harus mendukung keinginan anak-anaknya. Sebab, aktivitas bermain akan membantu anak belajar bersosialisasi dan membuat aturan dan kesepakatan. Dengan begitu, anak memiliki kesempatan untuk belajar hingga mampu membuat keputusan.

“Ayah-ibu akan memberimu uang jika kamu mendapat nilai bagus,” dia mencontohkan.

Pernyataan orang tua seperti itu menurut Bisnow tidaklah tepat. Pasalnya, jika orang tua hanya fokus pada prestasi atau nilai anak di sekolah, maka sang buah hati akan cenderung layu dan akan sulit berkembang.

Meski nilai di sekolah penting, tetapi, Bisnow mengingatkan kepada orang tua untuk mendukung perkembangan anak dalam aspek lainnya. Hal itu diperlukan agar ia tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan positif.

“Ayah/ibu akan memberi tambahan uang saku supaya kamu bisa membeli apapun yang kamu mau,” lanjut Bisnow, tentang kalimat yang juga perlu dihindari.

Bisnow mengatakan, memanjakan anak secara berlebihan pun tidak baik. Menurutnya, kebiasaan melontarkan tawaran tersebut kepada anak secara tidak langsung akan membuat ia tidak bisa belajar tentang konsep dan sikap tanggung jawab.

“Anak yang terbiasa dimanja dengan uang akan menjadi malas, tidak termotivasi, dan juga mudah marah jika keinginannya tidak terpenuhi,” ungkap dia.

Jika kebiasaan itu dilakukan, dikhawatirkan anak akan tumbuh besar tanpa kematangan emosional dan mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah ketika mereka dewasa.

Dermawan dan hormati guru

Sementara itu, Syekh Muhammad Abu Said al-Khadimi dalam Barîqah Mahmûdiyah fî Syarhi Tharîqah Muhammadiyah wa Syarî’atin Nabawiyah fî Sîratin Ahmadiyah menjelaskan, salah satu kiat agar anak sukses di masa depan adalah dengan cara mengajarinya untuk hormat dan dermawan kepada guru.

Hal itu bertujuan pada penghormatan terhadap ilmu secara keseluruhan.

رَأَيْت أَحَقَّ الْحَقِّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ * وَأَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمِ 
لَقَدْ حَقَّ أَنْ يُهْدَى إلَيْهِ كَرَامَةً * لِتَعْلِيمِ حَرْفٍ وَاحِدٍ أَلْفُ دِرْهَمِ

“Tidak ada hak yang lebih besar kecuali hak guru (orang yang berilmu). Ini wajib dipelihara oleh semua umat Islam. Sungguh pantas bila ia diberi sebuah penghormatan, karena mengajar satu huruf dengan hadiah seribu dirham.”

Sedangkan Syekh Burhanuddin Az-Zarnuji dalam Ta’lîmul Muta’allim fî Tharîqit Ta’allum menegaskan, janji kesuksesan yang akan dicapai bagi siapapun yang dermawan dan hormat kepada guru itu pasti terpenuhi. Bahkan, bisa merambah ke keturunannya di kemudian hari.


مَنْ أَرَادَ أَنْ يَكُوْنَ اِبْنُهُ عَالِمًا يَنْبَغِي أَنْ يُرَاعِي الْغُرَبَاءَ مِنَ الْفُقَهَاءِ وَيُكْرِمُهُمْ وَيُعَظِّمُهُمْ وَيُعْطِيْهِمْ شَيْئًا فَاِنْ لَمْ يَكُنْ اِبْنُهُ عَالِمًا يَكُوْنُ حَافِدُهُ عَالِمًا


“Barang siapa yang menghendaki anaknya menjadi orang berilmu, maka hendaklah ia menghormati ahli agama dari kalangan fuqaha, memuliakan, mengagungkan, dan memberi mereka hadiah (dari hartanya). Jika anaknya tidak menjadi orang berilmu, maka cucunya yang akan menjadi orang berilmu.”

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.