Dokter: Jangan Ukur Kebahagiaan dengan Standar Orang Lain

Ilustrasi arah menuju kebahagiaan. Dok: UNSPLASH

Ikhbar.com: Dokter spesialis kesehatan jiwa di Jakarta menganjurkan untuk menghentikan kebiasaan mengukur kebahagiaan berdasarkan standar orang lain.

Dalam seminar edukasi yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dokter spesialis jiwa dari RSUD Tarakan Jakarta, dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ, dan dokter spesialis jiwa dari Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit Jakarta, dr Yenny Sinambela, SpKJ (K), memberikan materi edukasi yang bertajuk “Bahagia Tanpa Syarat.”

Baca: Tips Tekan Kecewa di saat Merasa Kalah

Kedua dokter spesialis tersebut menegaskan, bahwa tekanan untuk mencapai standar kebahagiaan yang ditetapkan orang lain, sering kali menjadi penghambat bagi kebahagiaan seseorang.

“Misalnya usia segini mestinya sudah menikah, usia sekian mestinya sudah bekerja. Kemudian kalau sudah menikah, mestinya sudah hamil, begitu. Jadi banyak sekali standar-standar sosial yang menjadi pressure atau tekanan, itu akan menghambat orang menjadi bahagia,” ungkap dokter Zulvia yang akrab disapa dokter Vivi, dikutip dari ANTARA, pada Senin, 29 April 2024.

Ia menambahkan, bahwa setiap orang memiliki ukuran kebahagiaan yang berbeda, karena setiap individu memiliki keunikan sendiri yang dapat dilihat sebagai kelebihan maupun kekurangan.

“Permasalahan muncul ketika kita menghadapi hal-hal yang di luar ekspektasi tertentu. Untuk merasa bahagia, seseorang mesti belajar untuk menerima kalau dirinya unik sehingga bisa melihat sisi positifnya, tidak terpaku pada sisi negatifnya saja,” ujar dia.

Menurutnya, di era internet saat ini, mudah bagi seseorang untuk menerima ekspektasi tertentu sebagai standar kebahagiaan, yang seringkali berpusat pada hal-hal materi.

Baca: Jaga Kesehatan Mental, Nyai Rihab Said Aqil: Harus Peka Memilih Tradisi Idulfitri

Aktivitas seperti flexing atau pamer gaya hidup mewah di media sosial menjadi salah satu contoh yang dapat mempengaruhi persepsi tentang kebahagiaan.

Penyelenggaraan acara Jakarta Berjaga oleh Dinkes DKI Jakarta menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebahagiaan mereka sendiri.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi masalah kesehatan mental di Jakarta, yang merupakan salah satu kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia.

Menurut laporan The Least and Most Stressful Cities Index tahun 2021, Jakarta masuk dalam daftar 10 kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia.

Riset global lainnya juga menunjukkan bahwa kesehatan mental menjadi masalah kesehatan yang paling mengkhawatirkan, melebihi bahkan kanker.

Oleh karena itu, Dinkes DKI Jakarta menyelenggarakan acara Jakarta Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Bahagia (Berjaga), di mana salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan seminar edukasi kepada masyarakat tentang cara mencapai kebahagiaan.

Ikuti dan Baca Artikel Kami Lainnya di GoogleNews.