TikToker Dukun Ditangkap usai Ramal Myanmar kembali Diguncang Gempa Dahsyat

Bangunan yang runtuh setelah gempa bumi dahsyat melanda Myanmar bagian tengah pada hari Jumat, (28/3/2025). REUTERS/Ann Wang

Ikhbar.com: Seorang dukun muda asal Myanmar yang aktif di TikTok ditangkap usai memicu kepanikan dengan meramal akan terjadi gempa dahsyat kedua. Myanmar sendiri masih berduka akibat gempa besar bulan lalu.

John Moe (21), ditangkap dalam penggerebekan di rumahnya di Sagaing. Ia diduga menyebarkan rumor melalui akun TikTok miliknya yang memiliki lebih dari 300 ribu pengikut.

Dalam videonya, Moe memprediksi gempa sangat kuat akan mengguncang  setiap kota di Myanmar dalam 12 hari.

“Jangan tinggal di gedung tinggi pada siang hari,” tulis Moe di keterangan video tersebut, sebagaimana dikutip dari The Independent, pada Sabtu, 26 April 2025.

Baca: Doa ketika Mendapat Ramalan Buruk

“Bawa barang penting dan lari saat gempa,” ujarnya lagi.

Video tersebut langsung viral di media sosial dan meraih 3,3 juta penonton. Ramalan ini menimbulkan ketakutan di banyak komunitas.

Prediksi Moe muncul pada 9 April lalu, hanya 10 hari setelah gempa besar menewaskan 3.700 orang. Ribuan lainnya terluka dan lebih dari 65 ribu bangunan, termasuk rumah, sekolah, dan tempat ibadah, hancur.

Gempa berkekuatan besar itu berpusat di dekat Mandalay dan merenggut korban jiwa di enam wilayah. Naypyidaw, Bago, dan Sagaing termasuk yang terdampak parah.

Pihak junta militer Myanmar mengonfirmasi penangkapan Moe melalui media pemerintah.

“Kami menerima laporan soal penyebaran berita palsu melalui akun TikTok yang memprediksi akan ada gempa besar,” ujar pernyataan tersebut.

“Proses hukum akan diterapkan secara tegas terhadapnya. Tindakan juga akan diambil kepada siapa pun yang menulis, menyebarkan, atau membagikan berita palsu,” tambah mereka.

Baca: Bagaimana Proses Kebenaran Dicerna Tubuh? Ini Penjelasan Buya Said Aqil

Moe mengelola akun TikTok bernama “John Palmistry” yang sering membagikan ramalan soal bencana alam dan isu politik. Ia pernah memprediksi pembebasan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi dan kemungkinan serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Myanmar.

Pada 2022, Moe sempat dipenjara di pusat rehabilitasi remaja di Mandalay selama dua tahun. Ia ditahan karena diduga mengikuti pelatihan militer bersama kelompok pemberontak etnis.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.