khbar.com: Imam Ibrahima Diane di pinggiran Dakar, Senegal, aktif mengajak kaum laki-laki lebih peduli pada peran keluarga.
Ia terlibat dalam program “sekolah suami,” sebuah inisiatif PBB yang mengajarkan maskulinitas positif kepada tokoh masyarakat laki-laki.
Dalam khutbah Jumat, Diane kerap menyinggung isu kesehatan reproduksi, kesetaraan gender, hingga kekerasan berbasis gender.
Baca: Prinsip Kesetaraan dalam Keluarga menurut Al-Qur’an
“Nabi sendiri mengatakan bahwa laki-laki yang tidak membantu istrinya bukanlah Muslim yang baik,” ujar Diane, dikutip dari Al Jazeera, pada Jumat, 22 Agustus 2025.
Program ini diperkenalkan pada 2011 dan kini telah melatih lebih dari 300 pria di 20 lokasi.
Kementerian Perempuan, Keluarga, Gender, dan Perlindungan Anak Senegal menilai inisiatif tersebut efektif menekan angka kematian ibu dan bayi.
“Tanpa keterlibatan laki-laki, sikap terhadap kesehatan ibu tidak akan berubah,” kata seorang tenaga kesehatan, Aida Diouf.
Selain soal kesehatan, sekolah ini juga membahas hak anak perempuan, kesetaraan, dan bahaya khitan perempuan. Beberapa komunitas bahkan melaporkan penurunan perkawinan paksa serta penerimaan lebih besar terhadap keluarga berencana.
Baca: Tauhid dan Spirit Kesetaraan
Meski angka kematian ibu menurun, tantangan masih besar. Pada 2023, Senegal mencatat 237 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, sementara 21 bayi dari setiap 1.000 meninggal di bulan pertama. Target global PBB pada 2030 adalah 70 per 100.000 dan 12 per 1.000.
Koordinator program, El Hadj Malick, menekankan pentingnya mengubah pola pikir.
“Dengan mendidik laki-laki tentang pentingnya mendukung istri selama kehamilan, mengantar ke rumah sakit, dan membantu pekerjaan rumah, Anda melindungi kesehatan keluarga,” ujarnya.