Ikhbar.com: Pemerintah Arab Saudi memperluas peran perempuan dalam penyelenggaraan haji 2025. Para kaum hawa kini mengambil bagian di berbagai lini layanan, mulai dari sektor kesehatan hingga keamanan jemaah.
Kebijakan ini merupakan bagian dari Visi 2030, cetak biru reformasi besar-besaran yang digagas Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Transformasi ini disebut sebagai bentuk nyata dari pemberdayaan perempuan di berbagai bidang kehidupan publik.
“Perempuan Saudi kini hadir di sektor-sektor strategis selama musim haji, seperti pelayanan medis, pengamanan, pembimbing ibadah, hingga kegiatan kerelawanan,” demikian laporan Saudi Gazette dikutip pada Kamis, 5 Juni 2025.
Tugas di Masjid Nabawi
Di dalam dan sekitar Masjid Nabawi, perempuan bertugas menjaga ketertiban jemaah, memantau pos pemeriksaan, dan mengelola arus masuk ke area ibadah. Mereka menjadi bagian penting dari tim keamanan yang sebelumnya didominasi laki-laki.
Baca: [Update] 150 Jemaah Haji Wafat di Tanah Suci
“Peran mereka sangat krusial dalam memastikan kenyamanan dan kelancaran akses jemaah ke lokasi suci,” tulis Saudi Gazette.
Tenaga medis
Di sektor kesehatan, perempuan Saudi tergabung dalam tim medis yang terdiri dari dokter, perawat, dan asisten. Mereka melayani kebutuhan medis dasar, menangani kasus darurat, dan menjalankan kampanye kesadaran kesehatan.
“Petugas perempuan memberikan layanan sepanjang waktu, termasuk dalam menangani kejadian mendesak yang dialami jemaah,” terang laporan tersebut.
Tidak hanya di ranah teknis, perempuan juga bertugas sebagai pembimbing ibadah yang mendampingi jemaah selama proses manasik berlangsung. Peran ini ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengalaman spiritual para peziarah.
Sementara itu, relawan perempuan turut berperan dalam distribusi makanan, air minum, serta dukungan logistik lainnya. “Mereka mencerminkan semangat solidaritas dan tanggung jawab sosial yang tinggi,” tulis media itu.
Kehadiran perempuan Saudi di berbagai sektor ini mencerminkan kebijakan sosial yang lebih terbuka sejak Mohammed bin Salman memimpin reformasi. Sejumlah aturan lama telah direvisi untuk memberi ruang lebih luas bagi perempuan.
“Sekarang perempuan Saudi sudah bisa bepergian sendiri, bergabung dengan militer, bahkan mengurus dokumen resmi tanpa persetujuan wali,” tulis Saudi Gazette.