Ikhbar.com: Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa, laki-laki di seluruh dunia mengalami peningkatan tinggi dan berat badan dua kali lebih cepat dibandingkan perempuan sepanjang abad terakhir. Perbedaan ini semakin mempertegas kesenjangan fisik antara kedua jenis kelamin.
Penelitian yang dipimpin Prof. Lewis Halsey dari University of Roehampton, Inggris, menganalisis data dari Organisasi Kesehatan Dunia, catatan Inggris, dan berbagai otoritas internasional.
Studi ini menghubungkan perubahan tinggi dan berat badan dengan Indeks Pembangunan Manusia (HDI), yang mencerminkan kualitas hidup.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap peningkatan 0,2 poin dalam HDI di suatu negara menyebabkan perempuan bertambah tinggi rata-rata 1,7 cm dan berat 2,7 kg.
Sementara itu, laki-laki mengalami peningkatan rata-rata 4 cm dalam tinggi badan, dan 6,5 kg dalam berat badan, lebih dari dua kali lipat laju pertumbuhan pada perempuan.
Baca: Riset: Umat Islam Lebih Cepat Puas ketimbang Penganut Agama Lain
Di Inggris, data menunjukkan bahwa selama paruh pertama abad ke-20, tinggi rata-rata perempuan meningkat 1,9% dari 159 cm menjadi 162 cm. Sebaliknya, laki-laki mengalami peningkatan 4% dari 170 cm menjadi 177 cm.
“Sebagai gambaran, sekitar satu dari empat perempuan yang lahir pada tahun 1905 lebih tinggi dibandingkan rata-rata laki-laki yang lahir pada tahun 1905. Namun angka ini turun menjadi sekitar satu dari delapan perempuan yang lahir pada tahun 1958,” kata Halsey, dikutip dari The Guardian, pada Rabu, 22 Januari 2025.
Para peneliti mengaitkan temuan ini dengan seleksi seksual, yakni ketika preferensi perempuan terhadap laki-laki yang lebih tinggi dan berotot mungkin telah memengaruhi tren tersebut. Namun, di era obesitas, peningkatan berat badan tidak selalu berarti peningkatan massa otot.
Baca: Riset: Lebih dari 1 Miliar Orang di Dunia Alami Obesitas
Meskipun orang dengan postur tubuh yang lebih tinggi cenderung memiliki pendapatan lebih besar, mereka juga menghadapi risiko lebih tinggi terhadap beberapa jenis kanker.
Hal ini disebabkan oleh jumlah sel yang lebih banyak, yang berpotensi meningkatkan akumulasi mutasi.
Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.