Haul Ke-15 Gus Dur di Cirebon Soroti Isu Lingkungan

Para tokoh agama tengah berdoa dalam acara Haul Ke-15 Gus Dur di Cirebon. Foto: Gusdurian Cirebon

Ikhbar.com: Gusdurian Cirebon menggelar malam puncak peringatan Haul Ke-15 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada Kamis, 13 Februari 2025 malam.

Acara yang dihadiri beberapa perwakilan tokoh agama itu berlangsung di Aula Kampus Istitut Studi Islam Fahmina (ISIF) dengan mengangkat tema “Agama untuk Kemanusiaan dan Krisis Iklim.”

Ketua pelaksana, Siti Robiah menjelaskan bahwa tema yang diangkat tahun ini menyoroti hubungan erat antara perjuangan kemanusiaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

“Perjuangan kemanusiaan tidak hanya terbatas pada aspek sosial dan politik, tetapi juga harus mencakup persoalan lingkungan. Hak untuk hidup di lingkungan yang sehat merupakan bagian dari hak asasi manusia yang fundamental,” ujar dia.

Baca: Gusdurian Cirebon Beri Pesan Pentingnya Peduli Lingkungan

Menurutnya, tanpa lingkungan yang bersih dan lestari, kesejahteraan manusia tidak akan tercapai. Dalam banyak kasus, kelompok yang paling terdampak perusakan lingkungan adalah mereka masyarakat kecil.

“Misalnya petani kecil, masyarakat pesisir yang nyaris setiap saat menghadapi ancaman kenaikan permukaan laut, serta komunitas miskin yang tinggal di daerah rawan bencana,” katanya.

Saat ini, kata dia, perubahan iklim menjadi tantangan global yang memiliki dampak luas terhadap sosial dan ekonomi. Mereka yang sudah berada dalam kondisi marginal kian rentan terhadap kehilangan tempat tinggal, kelaparan, serta penyakit akibat degradasi lingkungan.

“Kenyataan ini mengingatkan kita bahwa perjuangan Gus Dur untuk kemanusiaan memang tidak bisa dilepaskan dari kepedulian terhadap lingkungan. Gus Dur tidak hanya menjadi teladan bagaimana membela hak-hak orang terpinggirkan, tetapi juga bagaimana menghadapi tantangan dengan adanya perubahan iklim yang kian mengancam,” jelas Siti Robiah.

Ia menegaskan bahwa ketidakadilan dan ancaman terhadap kehidupan tidak hanya menimpa satu kelompok agama, etnis, atau gender tertentu, tetapi berdampak pada semua orang tanpa terkecuali.

Oleh karena itu, lanjut dia, meneladani nilai-nilai perjuangan Gus Dur berarti menyuarakan keadilan secara universal, termasuk dalam menjaga lingkungan. Keadilan tidak hanya mencakup hak sosial dan politik, tetapi juga hak atas lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi semua manusia.

“Bukan hanya Islam dan Kristen saja yang terancam, tetapi semua agama atau unsur etnisnya, perempuan atau laki-laki akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, pada dasarnya meneladani berarti menyuarakan keadilan yang di dalamnya termasuk lingkungan kita semua,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Siti Robiah juga menyebut bahwa sepanjang hidup Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang getol membela hak-hak kaum tertindas.

“Termasuk kelompok minoritas, masyarakat adat, maupun kaum miskin yang sering terpinggirkan dalam kebijakan negara. Gus Dur paling depan membela kaum tersebut,” ujar dia.

Ia menekankan pentingnya keadilan sosial sebagai landasan kehidupan bermartabat. Menurutnya, setiap individu memiliki hak yang sama atas sumber daya dan kesempatan.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.