Ikhbar.com: Gusdurian Cirebon belum lama ini menggelar acara Sharing Session dan Penanaman Pohon. Kegiatan yang sekaligus memperingati haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu berlangsung di Aula Gereja Bunda Maria, Cirebon pada Sabtu, 11 Januari 2025.
Acara yang mengusung tema “Solidaritas Kemanusiaan Lintas Iman dalam Merespons Isu-isu Lingkungan” itu diikuti 81 peserta. Mereka terdiri dari delegasi kampus Institut Studi Islam Farmina (ISIF), Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), dan Mahasiswa SUFI.
Selain itu, juga dihadiri komunitas Orang Muda Katolik (OKM), Ahhmadiyah, Sunda Wiwitan, Pemuda Lintas Iman, dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indoensia (PMII).
Baca: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan
Ketua Pelaksana, Siti Robiah mengatakan bahwa acara tersebut merupakan salah satu bentuk upaya dalam merespons krisis iklim yang terjadi saat ini.
“Gudurian Cirebon dalam spirit haul ke-15 Gusdur berkomitmen untuk bisa menjaga dan melakukan penyadaran kepada masyarakat luas untuk sama-sama peduli tentang kondisi bumi,” ujar dia.
Ia mengeklaim bahwa pembahasan dan diskusi terhadap isu ekologi pada acara tersebut menjadi salah satu langkah strategis yang sudah ditempuh.
“Dalam pelaksanaanya, Gusdurian Cirebon berkolaborasi dengan Organisasi Wansakerta sebagai pihak yang telah lama bergerak dalam menjaga lingkungan dengan sekolah alamnya, ” kata dia.
Menurutnya, kegaitan yang digelar di Gereja Katolik Paroki Bunda Maria ini bukan tanpa makna. Pasalnya, gagasan tersebut sekaligus menjadi simbolis persatuan kerukunan antar umat beragama.
“Melalui kegiatan ini diharapkan para tokoh dan anak muda dari lintas iman bisa menjadi penggerak dan pelopor untuk sama-sama peduli pada bumi bersama komunitasnya. Dengan begitu peran agama yang mengajarkan untuk menjaga lingkungan bisa tersampaikan melalui gerakan solidaritas lintas Iman,” ucap dia.
Acara tersebut juga dihadiri Pastor Paroki Bunda Maria Cirebon, Romo Antonius Haryanto. Dalam kesempatan itu, ia menekankan pentingnya merawat bumi sebagai tanggung jawab bersama.
“Kita perlu berpikir bahwa merawat bumi bukan sekadar untuk kepentingan kita saat ini, tetapi juga untuk generasi mendatang. Seperti ketika kita menanam pohon, entah itu durian atau mangga, kita tidak tahu siapa yang akan memanennya nanti,” katanya.
Lebih lanjut, Romo Antonius juga menyebut bahwa menanam pohon bisa berdampak pada kualitas udara.
“Udara yang kita hirup saat ini adalah warisan untuk generasi baru,” tandasnya.