Duka Olahraga Palestina: 500 Atlet Dibunuh Israel, Stadion Jadi Kuburan Massal

Sejumlah fasilitas olahraga di Palestina hancur akibat serangan Israel. Dok ANADOLU AGENCY

Ikhbar.com: Serangan Israel di Gaza yang dimulai pada 7 Oktober 2023 tak hanya membawa kehancuran bagi warga sipil, tetapi juga melumpuhkan dunia olahraga Palestina. Lebih dari 500 atlet, pelatih, wasit, dan ofisial olahraga tewas, termasuk hampir 300 pemain muda sepakbola mereka.

Gempuran demi gempuran tentara zionis telah mengubah lapangan sepakbola menjadi makam darurat dan kuburan massal.

Otoritas kesehatan Palestina mencatat, jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah mendekati 42.000 jiwa, dengan mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.

“Lebih dari 97.100 orang lainnya terluka akibat kekerasan yang terus berlanjut di kawasan tersebut,” sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Rabu, 9 Oktober 2024.

Baca: Israel Juara 1 Negara Paling Banyak Membunuh Pekerja Kemanusiaan

Serangan besar-besaran ini juga merenggut nyawa sejumlah tokoh penting dunia olahraga Palestina. Hani Al-Masdar, pelatih Tim Sepakbola Olimpiade Palestina, meninggal dalam serangan udara Israel pada Januari 2023.

Pada April, tiga pemain sepak bola muda dari Akademi Al-Wahda di Gaza tewas dalam serangan di Deir al-Balah, dan pada Juni, kapten tim sepakbola Al-Ahli Gaza, Muhammad Barakat, bersama dua rekannya, Ahmad Abu al-Atta dan Anas Iqilan, gugur dalam serangan lainnya. Barakat dikenal luas sebagai “Legenda Khan Younis” berkat pengabdian panjangnya di klub pemuda wilayah itu.

Tak hanya sepakbola, Palestina juga kehilangan pelari Olimpiade pertamanya, Majed Abu Maraheel, yang meninggal pada Juli 2023 akibat gagal ginjal yang diperparah oleh pemadaman listrik akibat bom yang terus menghujani Gaza. Hani Mesmeh, wasit internasional FIFA dari Palestina, juga menjadi korban serangan udara pada Juni 2023.

Pada 14 November 2023, dua pemain bola voli Palestina, Hassan Zuaiter dan Ibrahim Qassi’a, tewas dalam pengeboman yang menghantam kamp pengungsi Jabaliya, memperpanjang daftar atlet yang gugur dalam konflik ini.

Kerusakan pada infrastruktur olahraga di Gaza sangat parah, dengan 90% fasilitas seperti stadion, lapangan latihan, dan gimnasium hancur akibat dibom, dibakar, atau dihancurkan. Lapangan sepakbola kini berubah fungsi menjadi kuburan darurat bagi mereka yang gugur dalam serangan.

Pada Januari 2024, rekaman yang menunjukkan pasukan Israel menggunakan Stadion Yarmouk sebagai pusat penahanan sementara bagi warga Palestina muncul ke permukaan, menambah panjang deretan tragedi di dunia olahraga Gaza.

Menyikapi hal tersebut, Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA) pada April 2023 mengajukan petisi kepada FIFA, mendesak sanksi dan skorsing terhadap Israel atas pelanggaran hak asasi manusia di Gaza. Hasil kajian hukum independen pada September 2023 mendukung seruan ini, merekomendasikan tindakan terhadap Asosiasi Sepak Bola Israel. Pekan lalu, Dewan FIFA menyetujui petisi PFA dan memulai investigasi terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Israel.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.