Israel Juara 1 Negara Paling Banyak Membunuh Pekerja Kemanusiaan

Anggota NGO bantuan internasional tewas dalam serangan udara Israel di Deir al-Balah. Foto: Anadolu/Ashraf Amra.

Ikhbar.com: Israel dinobatkan sebagai negara paling banyak membunuh pekerja kemanusiaan. Hal itu tak terlepas dari mereka yang melakukan serangan tiada henti ke Gaza, Palestina.

Dikutip dari Anadolu, serangan Israel ke Gaza selama setahun belakangan mengakibatkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi di salah satu kantong Palestina itu. 

“Dalam 11 bulan terakhir, 75 persen pekerja kemanusiaan yang terbunuh di seluruh dunia disebabkan oleh Israel,” tulis Anadolu dikutip pada Senin, 7 Oktober 2024.

Baca: Peringati Setahun Kebrutalan Israel, “Palestina Merdeka!” Kembali Menggema di Eropa

Jumlah tersebut berdasarkan laporan Database Keamanan Pekerja Bantuan yang telah mendokumentasikan lebih dari 378 kematian pekerja kemanusiaan sejak 7 Oktober 2023.

Dari jumlah tersebut, lebih dari 294 kematian terjadi di Gaza, sebuah wilayah yang berpenduduk kurang dari satu persen populasi dunia. Meski demikian, daerah tersebut menyumbang sebagian besar kematian pekerja bantuan.

“Sebagian besar pekerja bantuan tersebut dari organisasi-organisasi ternama, seperti Medecins Sans Frontieres (MSF), Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), dan World Central Kitchen,” tulis Anadolu.

Disebutkan bahwa para pekerja kemanusiaan tersebut tetap dibunuh meski telah mengikuti protokol keamanan yang cukup ketat.

“Langkah-langkah tersebut termasuk memberikan koordinat GPS kepada pihak berwenang Israel yntuk menghindari zona konflik. Meski begitu Israel berulang kali menargetkan konvoi bantuan, tempat penampungan, dan fasilitas, yang mengindikasikan adanya penargetan yang disengaja terhadap para pekerja kemanusiaan,” katanya.

Human Rights Watch melaporkan bahwa setidaknya ada delapan insiden sejak Oktober 2023. Saat itu Israel menyerang konvoi bantuan dan fasilitas kemanusiaan, setelah mereka menginformasikan lokasi kepada Zionis.

Salah satu insiden tersebut terjadi pada 18 November 2023. Saat itu sebuah serangan udara menghantam konvoi MSF yang menewaskan tujuh pekerja bantuan.

“Insiden tersebut menjadi salah satu bukti dari sekian banyak serangan yang mengungkap bagaimana pasukan Israel secara sengaja menargetkan kegiatan kemanusiaan,” katanya.

Dalam serangan serupa pada 1 April 2024, pasukan Israel menyerang konvoi World Central Kitchen. Akibatnya, sebanyak tujuh pekerja kemanusiaan tewas di tempat.

Setelah serangan tersebut, pendiri World Central Kitchen, José Andrés, menolak pernyataan Israel bahwa serangan udara tersebut merupakan insiden yang disesalkan.

Sebaliknya, ia menuduh Israel sengaja menargetkan para pekerja organisasi tersebut, dengan menyatakan bahwa serangan udara tersebut menghantam secara sistematis, dari mobil ke mobil.

“Serangan udara Israel juga menghancurkan terhadap tempat penampungan warga sipil,” tulis laporan tersebut.

Berikutnya, serangan udara Israel dilakukan pada 11 September 2024 ke sebuah sekolah yang digunakan sebagai tempat penampungan di Nuseirat, Gaza tengah. Serangan tersebut menewaskan 18 orang, termasuk enam pekerja UNRWA dan beberapa anak-anak.

Jumlah korban jiwa pekerja bantuan di Gaza tak tertandingi dalam sejarah. Dalam tiga bulan terakhir tahun 2023 saja, lebih banyak pekerja bantuan yang terbunuh di wilayah Palestina dari pada di wilayah lain di seluruh dunia

PBB telah melaporkan bahwa 169 fasilitas UNRWA telah diserang dalam 368 insiden terpisah, dengan lebih dari 429 pengungsi terbunuh ketika berlindung di fasilitas-fasilitas ini.

Kekerasan ini tidak hanya terjadi pada konvoi bantuan dan tempat penampungan. Pasukan Israel juga menembaki dan menembaki warga sipil yang berkumpul untuk mengumpulkan bantuan, menewaskan dan melukai ratusan orang.

Komunitas internasional semakin khawatir dengan pembunuhan pekerja bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan penargetan lokasi-lokasi kemanusiaan oleh Israel.

Serangan-serangan ini tidak hanya melanggar hukum kemanusiaan internasional, yang menyerukan perlindungan terhadap warga sipil dan pekerja bantuan selama konflik bersenjata, namun juga berdampak buruk terhadap upaya-upaya untuk memberikan bantuan penting bagi mereka yang sangat membutuhkan di Gaza.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.