DPR AS: Covid-19 Berasal dari Laboratorium Bocor

Laboratorium P4 di Institut Virologi Wuhan terlihat setelah kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia di Provinsi Hubei, Cina, pada 3 Februari 2021. AP/Ng Han Guan

Ikhbar.com: Sebuah laporan dari Komite Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 kemungkinan besar berasal dari kebocoran laboratorium. Laporan ini dirilis oleh Subkomite Khusus Penanganan Krisis Virus Corona yang keanggotaannya didominasi oleh Partai Republik.

Dalam dokumen setebal 520 halaman yang disusun dalam waktu dua tahun itu menduga bahwa virus corona muncul akibat kecelakaan laboratorium dalam sebuah proyek penelitian. Temuan ini juga mengulas tanggapan pemerintah federal dan negara bagian terhadap pandemi, asal usul virus, serta upaya vaksinasi.

“Pekerjaan ini akan membantu AS dan dunia, memprediksi, mempersiapkan, melindungi, serta, semoga saja, mencegah pandemi berikutnya,” ujar Ketua Subkomite dari Partai Republik, Brad Wenstrup, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 3 Desember 2024.

Baca: Studi Sebut Dampak Covid-19 Jangka Panjang Bisa Serang Otak

Salah satu temuan utama laporan ini adalah bahwa National Institutes of Health (NIH) AS terbukti mendanai penelitian “gain-of-function” yang kontroversial di Institut Virologi Wuhan, Cina, sebelum wabah terjadi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan virus untuk memahami cara mengatasinya.

Kasus Covid-19 pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. Kota ini diyakini sebagai lokasi awal kemunculan virus. Dalam waktu singkat, virus menyebar ke seluruh dunia, menewaskan lebih dari 7 juta orang, dan memicu kekacauan ekonomi global akibat penutupan perbatasan serta kebijakan karantina wilayah.

Meski para ilmuwan global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan lembaga federal Amerika telah berupaya menentukan asal-usul Covid-19, tetapi hingga kini belum ada konsensus. Sebagian besar peneliti menduga virus ini berasal dari hewan yang menulari manusia melalui pasar basah di Wuhan.

Namun, laporan intelijen Departemen Energi AS pada tahun lalu menyatakan dengan “tingkat keyakinan rendah” bahwa virus tersebut kemungkinan besar bocor dari laboratorium. Pandangan ini sejalan dengan temuan FBI pada 2021 yang menyimpulkan bahwa virus tersebut muncul akibat insiden laboratorium.

Subkomite DPR AS menyatakan keyakinan terhadap teori kebocoran laboratorium setelah mengadakan 25 pertemuan selama dua tahun, melakukan lebih dari 30 wawancara resmi, dan meninjau lebih dari satu juta halaman dokumen.

Sebagai bagian dari penyelidikan ini, panel kongres yang dikendalikan Partai Republik mewawancarai Anthony Fauci, mantan ilmuwan pemerintah yang memimpin komunikasi kesehatan publik di awal pandemi. Fauci, yang pensiun pada Desember 2022 setelah 54 tahun di NIH, kerap menjadi target teori konspirasi tentang asal usul virus.

Partai Republik menuduh Fauci bertanggung jawab atas pandemi dengan menyetujui pendanaan penelitian untuk ilmuwan China yang mereka duga menciptakan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. Fauci juga dituding menekan teori kebocoran laboratorium.

Dalam sidang publik pada Juni 2024 lalu, Fauci membantah tudingan tersebut dengan menyebut bahwa secara molekuler, virus kelelawar yang diteliti di Wuhan tidak mungkin menjadi penyebab pandemi.

“Saya telah berulang kali menyatakan bahwa konsep kebocoran laboratorium bukanlah teori konspirasi. Namun, distorsi atas topik ini menjadi bahan konspirasi,” jelasnya.

Baca: Varian Baru Covid-19 Kepung Amerika dan Eropa, Lebih dari 600 Kasus Dilaporkan

Penyelidikan ini juga menemukan bahwa kebijakan lockdown lebih banyak membawa dampak buruk daripada manfaat. Sementara kewajiban penggunaan masker dinilai tidak efektif mengendalikan penyebaran Covid-19. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan masker di ruang publik mengurangi tingkat penularan.

Meski pedoman pembatasan sosial menuai kritik, panel menyimpulkan bahwa pembatasan perjalanan berhasil menyelamatkan nyawa. Program pengembangan vaksin Covid-19 yang didanai pemerintah AS, dikenal sebagai Operation Warp Speed, dipuji sebagai “kesuksesan luar biasa.” Namun, laporan itu menyebut penutupan sekolah selama pandemi akan memiliki dampak jangka panjang pada anak-anak di AS.

Ikuti dan Baca Artikel Kami Lainnya di GoogleNews.