Bupati Cirebon dan Prof. Rokhmin Dahuri Gelar Nobar Film Penemuan Makam Imam Bukhari

Bupati Cirebon, Drs. H. Imron Rosyadi (kiri) dan Anggota Komisi IV SPR RI, Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri. Foto: Dok. Rokhmin Dahuri

Ikhbar.com: Pemerintah Kabupaten Cirebon akan menggelar Pameran dan Bazar UMKM Berbasis Pariwisata, Kelautan, dan Perikanan pada Sabtu, 25 Oktober 2025, di Pendopo Bupati Cirebon, Jalan Kartini, Kota Cirebon. Acara berlangsung mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB dan terbuka untuk umum.

Kegiatan ini menjadi wadah promosi bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sekaligus sarana memperkuat sinergi antara sektor ekonomi kreatif, pariwisata, dan kelautan. Beragam produk unggulan khas Cirebon akan ditampilkan, mulai dari kuliner tradisional, kerajinan tangan, hingga olahan hasil laut yang inovatif.

Selain pameran dan bazar, acara juga menampilkan berbagai kegiatan menarik. Salah satu agenda yang paling ditunggu adalah pemutaran film dokumenter “Penemuan Makam Imam Al-Bukhari oleh Bung Karno” pada pukul 18.30 WIB. Film ini akan mengangkat nilai sejarah dan semangat kebangsaan yang relevan bagi generasi masa kini.

Acara ini akan diahdiri langsung Anggota Komisi IV DPR RI, Prof. Dr. H. Rokhmin Dahuri, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Pariwisata, Dr. Hj. SB Wiryanti Sukamdani, serta Bupati Cirebon, Drs. H. Imron Rosyadi.

Baca: Prof Rokhmin Buktikan Al-Qur’an dan Hadis Selalu Relevan Sepanjang Masa

Penyelenggara menargetkan kegiatan ini dapat meningkatkan daya saing produk lokal sekaligus menumbuhkan semangat masyarakat untuk mencintai dan menggunakan produk buatan Indonesia.

“Kami mengajak masyarakat datang dan mendukung produk lokal. Selain berbelanja, pengunjung juga bisa menikmati pameran menarik dan tayangan film inspiratif,” ujar panitia penyelenggara.

Flayer Pameran dan Bazar UMKM Berbasis Pariwisata, Kelautan, dan Perikanan.

Acara ini juga diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat potensi ekonomi berbasis maritim dan pariwisata yang menjadi ciri khas Kabupaten Cirebon.

Pemerintah daerah mengundang masyarakat, pelaku usaha, hingga generasi muda untuk hadir dan berpartisipasi aktif. Pameran dan bazar ini gratis dan terbuka untuk umum.

Tentang film

Fillm dokumenter “Imam Al-Bukhari & Soekarno” sendiri mengangkat sebagaimana kekayaan sejarah dan nilai keilmuan Islam yang ditautkan dengan jejak diplomasi nasional Indonesia di kancah global.

Karya ini menyajikan kisah kunjungan ‎Soekarno ke Uzbekistan sekitar tahun 1956, khususnya ke makam ‎Imam Al‑Bukhari di Samarkand sebagai simbol penghormatan terhadap warisan ulama besar Islam.

Produksi film tersebut memasukkan unsur narasi diplomasi, keilmuan Islam, dan hubungan antar­negara yang sering kurang terekspos di media umum. Beberapa adegan juga digarap untuk menampilkan bagaimana upaya pemugaran makam Imam Al-Bukhari pernah diajukan Soekarno melalui diplomasi saat masa Soviet.

Dengan skil dokumenter yang menggabungkan arsitektur, narasi sejarah, dan wawasan keislaman, film ini diposisikan untuk menarik perhatian generasi muda yang tertarik pada warisan kebudayaan Islam, sejarah diplomasi Indonesia, serta kisah lintas benua antara Asia Tenggara dan Asia Tengah.

Para pengamat menilai bahwa film tersebut tidak semata hiburan, tetapi juga menjadi medium edukasi dan diplomasi budaya yang penting. Film ini diharapkan membuka kembali diskusi tentang kontribusi ulama Islam di kawasan Asia Tengah serta bagaimana Indonesia pernah menjalin hubungan yang lebih luas dengan dunia Muslim di era pasca-kolonial.

Sosok Imam Al-Bukhari

Imam Al‑Bukhari memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muḥammad bin Ismail bin Ibrahim al-Juʿfi al-Bukhari. Ia lahir pada 21 Juli 810 M (13 Syawal 194 H) di kota Bukhara, yang sekarang termasuk wilayah Uzbekistan.

Sejak usia muda ia sudah menunjukkan bakat luar biasa dalam bidang hadis. Imam Al-Bukhari menempuh perjalanan panjang ke berbagai kota seperti Makkah, Madinah, Basrah, Kufah, Baghdad, dan Mesir untuk menemui para guru hadis ternama dan menghafal ribuan hadis. Ia dikenal sangat selektif dalam menerima hadis, melakukan sanad atau pemeriksaan rantai perawi, dan mantan alais teks secara ketat.

Baca: Mengapa Abu Hurairah Lebih Banyak Riwayatkan Hadis ketimbang Istri Nabi?

Karya monumentalnya adalah kitab Sahih al-Bukhari, yang hingga kini dianggap salah satu rujukan utama dalam tradisi Islam Sunni karena kualitas hadisnya yang tinggi.

Selain pengumpulan hadis, Imam Al-Bukhari memperkenalkan metodologi kritis dalam ilmu hadis, membawa tradisi ilmiah yang sistematis ke dalam kajian keagamaan.

Imam Al-Bukhari wafat pada 1 September 870 M (1 Syawal 256 H) di Khartang, dekat Samarkand. Saat ini makamnya menjadi lokasi ziarah yang penting dan simbol warisan keilmuan Islam di Asia Tengah.

Kontribusinya tidak hanya berupa kitab dan ilmuwan hadis, tetapi juga menciptakan model pemikiran yang menghubungkan keimanan, pengetahuan, dan akhlak, yaitu bahwa seseorang yang mengamalkan hadis dengan pemahaman dan integritas akan memberikan pengaruh positif bagi masyarakat. Industri pemikiran Islam modern masih banyak terinspirasi oleh cara kerja dan etos darinya.

Ikuti dan baca artikel kami lainnya di Google News.