Ikhbar.com: Seorang ibu di Bengaluru, India, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah terbukti membunuh anak perempuannya sendiri. Aksi pembunuhan terjadi usai sang anak berbohong soal hasil ujian sekolah.
Tersangka bernama Bhimaneni Padmini Rani (59). Ia menusuk putrinya, Sahiti Shivapriya (17), secara brutal pada 29 April 2024, tahun lalu. Korban tercatat sebagai siswa tahun kedua jenjang Pre-University Course (PUC), yang setara dengan kelas 12 SMA di Indonesia.
Sahiti tengah berada di bawah tekanan untuk lulus ujian. Ia gagal dalam lima mata pelajaran, tetapi mengaku pada ibunya bahwa ia lulus dengan nilai 95. Saat Rani mulai curiga, Sahiti mengubah pengakuannya dan berkata hanya gagal satu mata pelajaran. Ia bahkan menyalahkan ibunya karena dianggap kurang mendukung.
Konflik pun memuncak. Rani menghubungi salah satu teman Sahiti dan baru mengetahui bahwa putrinya gagal total. Ia marah besar.
“Saya sudah membanggakan nilai 95 itu kepada saudara dan kerabat. Kalau mereka tahu kenyataannya, saya tidak akan kuat menanggung malu,” ujar Rani, sebagaimana dikutip dari Times of India, pada Ahad, 13 April 2025.
Baca: Tips Atasi Konflik Orang Tua Vs Anak: Jeda Sejenak, Bicara Bijak
Dia juga mengaku berniat mengakhiri hidupnya sendiri setelah membunuh anaknya. Ia sempat mengalami luka akibat percobaan bunuh diri, lalu dirawat di rumah sakit hingga pulih.
Tragedi ini menambah daftar panjang kasus kekerasan akibat tekanan pendidikan di India. Kegagalan akademik sering dianggap sebagai aib dalam keluarga maupun komunitas. Banyak pelajar mengalami tekanan mental berat akibat ekspektasi tinggi.
Badan Catatan Kriminal Nasional India (NCRB) mencatat 13.044 pelajar meninggal karena bunuh diri sepanjang 2021. Jumlah ini mencakup 7,6 persen dari seluruh kasus bunuh diri nasional.
Baca: Komunikasi Kunci Hubungan Positif Orang Tua dan Anak, Kata Psikolog
Sedangkan laporan IC3 Institute menyebut peningkatan kasus bunuh diri pelajar mencapai 4 persen per tahun dalam dua dekade terakhir. Angka tersebut dua kali lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan kasus bunuh diri secara nasional.
Selama satu dekade terakhir, populasi remaja usia 0–24 tahun turun dari 582 juta menjadi 581 juta. Namun jumlah pelajar yang bunuh diri melonjak dari 6.654 menjadi 13.044 orang.