Ikhbar.com: Kepolisian Israel menangkap mantan kepala hukum militer Israel, Yifat Tomer-Yerushalmi, menyusul pengakuannya membocorkan rekaman video yang menunjukkan dugaan kekerasan tentara terhadap seorang tahanan Palestina.
Tomer-Yerushalmi kini ditahan atas dugaan penipuan, pelanggaran kepercayaan, penyalahgunaan jabatan, dan menghalangi proses peradilan.
Dalam surat pengunduran dirinya pekan lalu, Tomer-Yerushalmi menyatakan bahwa ia mengizinkan publikasi video itu untuk meredam serangan terhadap investigator militer.
Baca: 3 Perempuan Singapura Pendukung Palestina Batal Dipenjara
Para politisi dan pakar sayap kanan sebelumnya menyebut tentara yang dituduh itu sebagai “pahlawan” dan menyerang penyelidik militer sebagai “pengkhianat“.
Penangkapan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang supremasi hukum di Israel. Seorang reporter investigasi, Ronen Bergman, melaporkan pernyataan Tomer-Yerushalmi kepada rekan-rekannya enam minggu lalu.
“Tidakkah mereka mengerti kita tidak punya pilihan? Satu-satunya cara untuk mengatasi gelombang proses hukum internasional adalah dengan membuktikan bahwa kita dapat menyelidiki diri kita sendiri,” ujar Tomer-Yerushalmi, dikutip dari The Guardian, pada Selasa, 4 November 2025.
Kasus ini bermula dari penggerebekan pusat penahanan militer Sde Teiman pada Juli 2024. Sebelas tentara ditahan sebagai tersangka dalam serangan kekerasan terhadap seorang warga Palestina dari Gaza, termasuk dugaan pemerkosaan anal.
Korban dirawat di rumah sakit karena menderita patah tulang rusuk, paru-paru tertusuk, dan kerusakan rektal.
Baca: Menhan Israel Perintahkan Lanjutkan Penghancuran Terowongan Gaza
Pemerintah Israel dan politisi sayap kanan justru menuduh Tomer-Yerushalmi merusak citra global Israel. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa insiden Sde Teiman menyebabkan kerusakan besar pada citra negara.
Ia menyebut hal ini sebagai “serangan hubungan masyarakat paling parah” yang pernah dialami Israel.